Model Kurikulum Madrasah Aliyah
A. Landasan pemikiran
Madrasah lahir sebagai bentuk lain dari
pendidikan umum yang memposisikan dirinya sebagai lembaga yang berciri khaskan
agama Islam. Posisi ini diambil sebagai akibat ketidakpuasaan masyarakat
terhadap system pendidikan pesantren yang di nilai terlalu sempit dan terbatas
pada pengajaran ilmu-ilmu agama semata.
Sebagai
sekolah umum yang berciri khas agama Islam, madrasah dituntut untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik terkait dengan peningkatan
imtaq maupun iftek. Hal ini terbukti sejak awal pendidikan madrasah melalui
kebijakan SKB 3 menteri yaitu Agama, Pendidikan dan dalam Negeri berusaha untuk
mensejajarkan kualitas lulusan madrasah sama dengan pendidikan umum lainnya.
Pola kurikulum yang dikembangkan adalah 70 % bidang studi umum dan 30 % bidang
studi agama.
Pengembangan
madrasah ini terus berlanjut pada nasa-masa sesudahnya. Munawir Sadzali
misalnya menawarkan konsep madarasah Aliyah program khusus ( MAPK)untuk
memberikan keseimbangan pada lululan madrasah agar mampu menguasai ilmu-ilmu
agama dan ilmu-ilmu umum secara
konprehensif dengan mengajarkan kitab-kitab berbahasa asing (khususnya bahasa Arab) serta
ilmu-ilmu keislaman lainnya. Supaya tidak menimbulkan kerancuan tentang
pendidikan madrasah Aliyah dengan pendidikan menengah umum dalam kontek
sekarang, nampak perbedaanya dalam pola kurikulum. Lihat struktur kurikulum
madrrasah Aliyah 2004.
B. Model Kurikulum Pendidikan Madrasah Aliyah
Perubahan
dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
serta budaya termasuk perubahan
globalisasi. Perkembangan dan perubahan yang terjadi secara terus menerus
menuntut adanya perbaikan terutama dalam system pendidikan termasuk perubahan
kurikulum. Hal ini
merupakan jawaban dari tuntutan masyarakat akan hasil pendidikan
Salah satu pengembangan model kurikulum dimadrasah lebih berorentasi pada
kurikulum terintegrasi ( Integrated Curriculum). Kurikulum
teritegrasi sengaja dirancang agar proses pendidikan benar-benar memenuhi
maksud yang dikehendaki, yang meniadakan batas-batas antar mata pelajaran dan
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan pelajaran
yang menyajikan fakta yang tidak
terlepas satu sama lain diharapkan mampu membentuk kepribadian peserta didik
yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya.
Kurikulum teritegrasi yang bercorak
ingklusif, humanis dan scientific diimplementasikan dengan mengikuti pola
kurikulum sekolah umum (non agama) yang telah berlaku pada model madrasah. Jadi
belajar agama seimbang dengan sains. Ada beberapa pola integrasi yang
dikembangkan di madarasah yaitu :
- Pola program kecakapan hidup( Life skill ), atau setara dengan sekolah kejuruan. Madrasah memfasilitasi peserta didik yangmempunyai minat dan kemampuan tertentu untuk mengikuti program ketrampilan.
- Pola program penyuluhan dan bimbingan. Dengan program ini peserta didik secara bergiliran di didik bersama-sama dengan komunitas industri atau membaur dengan masyarakat penrajin.
- Pola sekolah umum dan pesantren. Dimaksudkan pendidikan agama diberikan sebagai pendidikan non kurikuler di luar sekolah akan tetapi tetap dilingkungan madrasah. Program ini sepenuhnya mengitegrasikan sekolah umum dan system pendidikan pesantren tradisional.
Implementasi kurikulum ini lebih berpusat
pada kepentingan siswa ( student centered ) bersifat life centered ( langsung
berhubungan dengan lingkungan kehidupan) dihadapkan pada situasi yang
mengandung problem (problem posing), memajukan perkembangan social, dan
direncanakan bersama antara guru dan murid. Oleh karena itu mestinya ada pola
hubungan yang dialogis dan kritis serta penguatan yang terintegrasi dalam mata
pelajaran yang memungkinkan pengembangan sikap kritis siswa, seperti sejarah,
filsafat dan bahasa.
Diantara bentuk kurikulum terintegrasi adalah
kurikulum berbasis kompetensi Kurikulum ini adalah perpaduan penguasaan
pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak. Gordon berpendapat bahwa ada 6 hal yang terkait dengan
penguasaan ranah kompetensi yaitu : (1) knowledge ( pengetahuan ), (2)
understanding artinya kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh
individu, (3) skill artinya kemampuan individu untuk melaksanakan tugas atau
pekerjaan yang dibebankan kepadanya, (4) value artinya suatu standar prilaku
yang telah menyatu secara psikologis pada diri seseorang, (5) attitude artinya
perasaan atau reaksi terhadap suatu ransangan yang datang dari luar,(6)
interest artinya kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.
Atas dasar uraian kompetensi di atas maka
kurikulum berbasis kompetensi ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik agar dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan
penuh tanggung jawab.
C. Pola Pembelajaran Pendidikan Madrasah Aliyah
Ada beberapa pola pembalajaran yang dikembangan di madrasah Aliyah dewasa ini, yang berorentasi kepada kepentingan peserta didik ( student centered )diantaranya :
Ada beberapa pola pembalajaran yang dikembangan di madrasah Aliyah dewasa ini, yang berorentasi kepada kepentingan peserta didik ( student centered )diantaranya :
- Berdasarkan kecapakan hidup
( Life Skill )
Pendidikan kecakapan hidup ini secara umum
bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir dan potensi
dirinya agar dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya secara konstruktif,
inovatif dan kreatif. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan life skill
disesuaikan dengan kondisi siswa dan lingkungannya.
Ada beberapa prinsif yang harus terpenuhi
dalam pendidikan life skill ini, yaitu :
- Tidak mengubah system pendidikan yang telah berlaku
- Tidak harus mengubah kurikulum tetapi yang diperlukan adalah penyiasatan kurikulum untuk diorentasikan pada kecakapan hidup
- Etika sosio religius bangsa tidak boleh diokorbankan dalam pendidikan life skill,akan tetapi sedapat mungkin diintegrasikan dalam proses pendidikan
- Pembelajaran life skill menggunakan learning to know, learning to do, learning to be, leraning to life to gether
- Pelaksanaan pendidikan life skill di madarasah hendaklah menerapkan manajemen berbasis madrasah.
- Potensi daerah sekita madrasah dapat direfleksikan dalam penyelenggaraanya
- Leaerning to life dan learning to work dapat dijadikan sebagai dasar pendidikandengan kebutuhan nyata peserta didik
- Diarahkan agar peserta didik menuju hidup sehat dan berkualitas mendapat pengetahuan, wawasan dan ketrampilan yang luas serta memiliki akses untuk memenuhi standar hidup yang layak, (Ainurafiq Dawam: 2005).
- Active Learning
Ada beberapa istilah yang mendekati kesamaan
dalam konsep active learning yaitu :quantum learning, accelerated learning,
learning revolution. Konsep ini berasumsi bahwa manusia jika mampu menggunakan
potensi nalar dan emosinya, maka akan mampu membuat loncatan prestasi yang
tidak bisa diduga sebelumnya. Proses pengembangan dan pelatihan terhadap
potensi itulah yang menyebabkan peserta didik berkualitas. Diakui secara jujur
bahwa sebenarnya konsep ini telah ada pada lembaga pendidikan pesantren atau
madrasah hanya sayangnya tidak dikembangkan, secara sistematis.
- Quantum Teaching
Quantum berarti interaksi yang mengubah
enerji menjadi cahaya. Jadi quantum teaching artinya pengubahan bermacam-macam
interaksi yang ada didalam dan sekitar momen belajar. Sehingga mampu mengubah
cara belajar dan mengarah pada kesuksesan peserta didik. Pada awalnya quantum
teaching merupakan suatu program percepatan dan quantum learning yang menekankan
pada perkembangan ketrampilan akademis dan pribadi. Tujuan quantum teaching ini
adalah untuk mencetak peserta didik memiliki ketrampilan akademis dan
ketrampilan hidup.
- Pendidikan Humanistik
Pendidikan humanistic ini lebih berorentasi kepada
pertumbuhan dan perkembangan kreativitas dan kepribadian peserta didik untuk
menjadi individu yang merdeka.
Prinsip-prinsip
Pengembangan Kurikulum Madrarah Aliyah
Yaitu :
1.
Peningkatan keimanan
dan ketakwaan
Prinsip ini dijadikan dasar pengembangan
kurikulum madrasah untuk semua bahan kajian yang terkait dengan ilmu
pengetahuan, teknologi dan budaya. Upaya internalisasi nilai-nilai dan ajaran
Islam serta aktualisasinya dalamidupan
sehari-hari merupakan orentasi dari prinsip ini.
2.
Budi pekerti luhur
dan pengahayan nilai-nilai budaya
Prinsip ini adalah
upaya penggalian terhadap budi pekerti luhur dan nilai-nilai budaya yang harus
dipahami dan diamalkan untuk diwujudkan dalam nkehidupan sehari-hari
3.
Keseimbangan etika,
logika, estetika dan kinestetika
Rancangan sebuah
pengalaman belajar di susun dengan mempertimbangkan keseimbngan antara aspek
etika, logika, estetika dan kinestetika
4.
Penguatan integritas
nasional
Prinsip ini dimksudkan
bagaimana pendidikan dapat menumbuh-kembangkan pemahaman dan perhargaan
terhadap budaya dan peradaban suatu bangsa.
5.
Perkembangan
pengetahuan dan teknologi imformasi
Prinsip ini sangat terkait dengan upaya
peningkatn kemampuan berfikir dan mengakses, memilih dan menilai suatu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
6.
Pengembangan
kecakapan hidup
Prinsip ini mengembangkan 4 ketrampilan yang
harus dimiliki oleh setiap peserta didik. 4 keterampilan tersebut adalah;
keterampilan diri ( personal skill), ketererampilan berfikir rasional (thinking
skills), keterampilan akademik ( academis skills), ketrampiln vocasional (
vocational skills)
7.
Pilar pendidikan
Pilar pendidikan yang dijadikan prinsip
pengembangan kurikulum di Madrasah Aliyah (MA) ada empat yaitu ; learning to
know (belajar untuk memahami ), learning to do ( belajar untuk berbuat ),
learning to be ( belajar untuk menjadi jati diri ), dan learning to live
together ( belajar untuk hidup dalam kebersamaan ).
8.
Konprehensip dan
berkesinambungan
Prinsip ini terkait dengan (1) dimensi
kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir
dan perilaku dan (2) dimensi subtansi
yang meliputi : norma, nilai-nilai dan konsep serta fenomena dan kenyataan yang
berkebang dalam kehidupan masyarakat.
9.
Belajar sepanjang
hayat (live long education )
10.
Diversifikasi
kurikulum
Pengembangan diversifikasi kurikulum
merupakan suatu jawaban terhadap perubahan-perubahan yang terjadi saat ini. Prinsip ini sesuai
dengan kondisi peserta didik, satuan pendidikn dan potensi daerah.
F. Prinsip-prinsip
pelaksanaan kurikulum Madrasah Aliyah
1.
Kesamaan dalam
memperoleh kesempatan menikmati pendidikan terkit dengan perolehan
pengetahuan,sikap dan ketrampilan
2.
Berpusat pada anak
dalam proses pendewasaan sehingga mampu membangun kemauan, pengetahuan dan
pemahamannya. Penyajiannya disesuaikn
dengan tahap-tahap perkembangan peserta didik malalui proses pembelajaran yang
aktif, kritis, kreatif,inovatif,efektif dan menyenangkan.
3.
Pendekatan
menyeluruh dan kemitraan yang dipokuskan pada kebutuhan peserta didik serta
upaya mengitegrasikan berbagai disiplin ilmu serta membangun suatu kemitraan
yang bertanggung jawab, mulai dari peserta didik, guru, sekolah atau madrasah,
orang tua, perguruan tinggi, dunia usaha dan industri dan masyarakat.
4.
Kesatuan dalam
kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan
Bisa jadi standar kompetensi disusun oleh
pemerintah pusat sedangkan pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan masing-masing daerah. Standar kompetensi tersebut dapat dijadikan
acuan dalam penyusunan kurikulum diversivikasi yang disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, serta potensi daerah.
5.
Penciptaan situasi
lingkungan yang Islami.
Prinsip pelaksanaan ini dimaksudkan bahwa lingkungan pendidikan Madrasah
Aliyah mencerminkan nuansa kehidupan yang islami. Nilai-nilai islam diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari.
0 komentar:
Post a Comment