Thursday, July 4, 2013

JURNAL KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN MASYARAKAT MANDIRI
Adi Nugroho
ABSTRACT
Development communication in the communication studies should have a purpose. One important aspect in the development communication context is their goal that wants to be achieves in large society, social change to the more meaningful social life for the social development. Development communication also instrumental to increase the human resource for social development and to build a communication situation that facilitated good information flow.

Key words: development communication, public information openness, social development

PENDAHULUAN
Komunikasi pembangunan sampai saat ini masih menjadi kajian yang penting mengingat keberhasilan dari suatu proses pembangunan sebuah bangsa antara lain juga dapat dilihat dari seberapa tinggi tingkat partisipasi warga masyarakat. Partisipasi publik itu tentu dapat dilakukan manakala terjadi sebuah proses komunikasi yang mampu mendorong ke arah terbangunnya situasi bagi partisipasi itu dan juga proses pengambilan keputusan di kalangan masyarakat. Hal itu tentu pada gilirannya mampu menciptakan suatu perubahan sosial ke arah yang diharapkan bersama dan makin membaiknya arus informasi yang memberikan manfaat bagi upaya-upaya pengambilan keputusan yang strategis dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
Komunikasi pembangunan sendiri jika demikian, dimaksudkan sebagai suatu proses mendorong perubahan sosial dengan mengandaikan adanya partisipasi yang luas dalam suatu masyarakat dan pada gilirannya dimaksudkan pula untuk mendorong keberhasilan pembangunan, makin meningkatnya kesejahteraan suatu masyarakat, terselenggara dan makin bertambahnya jaminan rasa keadilan serta tersedianya kemungkinan untuk dapat melakukan kontrol sosial. Hal-hal yang dikemukakan tersebut di atas pada akhirnya diharapkan dapat memperbaiki kondisi sebuah masyarakat dan memperbaiki kualitas suatu bangsa.
Dalam melaksanakan pembangunan, tentu saja aspek-aspek yang berkait dengan komunikasi dan pembangunan dapat dikaitkan, terutama melalui fungsi dan peranan media massa atau media-media umum lainnya. Masalah-masalah yang berkaitan dengan media, pengawasan yang perlu pula dilakukan atas keberadaan media dan bagaimana media dapat berfungsi secara optimal, yang terutama hal ini umumnya dikaji dalam studi-studi mengenai kebijakan media (media policy).  Di sini dapat didorong pula sebuah peran positif media dalam konteks pembangunan nasional/pembangunan sebuah bangsa atau juga pengembangan suatu masyarakat yang mandiri.
Komunikasi pembangunan  dalam konteks ini tentu saja juga harus selalu dikaitkan dengan tujuan-tujuan pembangunan suatu bangsa yang disepakati oleh segenap warganya. Tentu saja  dengan kemungkinan terdapatnya perbedaan kondisi untuk suatu  masyarakat bangsa satu  bisa berbeda jika diperbandingkan dengan  masyarakat bangsa lainnya. Di sini artinya, keberhasilan komunikasi pembangunan pun di sebuah negara, tidak serta merta dapat diklaim seluruhnya akan sukses untuk dapat diterapkan pada negara lainnya. Namun demikian model/polanya dapat saja dipergunakan sebagai kerangka dasar pengembangan dengan menyesuaikan penerapannya melalui sejumlah kondisi yang relevan.
hampir dapat dikatakan sama dalam komunikasi pembangunan di kebanyakan negara lainnya adalah bahwa pada dasarnya komunikasi pembangunan merupakan sebuah proses penyebaran pesan-pesan yang ditujukan untuk publik  yang pada gilirannya dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku masyarakat, tentu dalam konteks mencapai kemajuan  dan makin meningkatnya  kualitas masyarakat itu sendiri.

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN KUALITAS SDM
Kini kita mencoba melakukan satu pembahasan bagaimana kaitannya sebuah proses komunikasi, bagaimana juga sebuah komunikasi pembangunan dapat didorong untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebuah bangsa, yang tentu saja penting untuk memperkuat sebuah tujuan pembangunan bangsa. SDM sebuah bangsa yang maju, tentu saja sangat penting, apalagi dalam konteks percaturan global saat ini dan seakan makin tiadanya batas antar bangsa salah satunya akibat kemajuan teknologi komunikasi massa.
Komunikasi pembangunan jika demikian menjadi makin penting, mengingat kualitas SDM yang tangguh pada gilirannya mampu menjadi kekuatan sebuah bangsa, apalagi dalam konteks persaingan global. Masalahnya kini, bagaimana komunikasi pembangunan tersebut dapat dikaitkan dengan upaya-upaya peningkatan SDM yang unggul di negeri kita ini.
Selanjutnya tentu komunikasi pembangunan di sini  haruslah senantiasa dikaitkan dengan perkembangan teknologi komunikasi massa baru sehingga senantiasa dan terus-menerus dapat mengantisipasi beragam sisi–sisi  kemajuan dalam berbagai bidang, dan kemudian mampu mendorong peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya tentu sangat diperlukan dalam kerangka pengembangan masyarakat menuju masyarakat mandiri. Hal itu juga didasari kenyataan bahwa masyarakat kini makin mudah memperoleh akses-akses informasi termasuk internet, dan terutama di kalangan generasi muda. Namun memang harus diakui, hal ini belum menjangkau keseluruhan wilayah di Indonesia, dan terutama masih berada di seputar perkotaan/kawasan utama di negara kita ini, dan harus melalui tahapan komunikasi kedua jika ingin sampai merata di pedesaan.
Dengan kondisi dan harapan seperti di atas maka model-model komunikasi pembangunan haruslah terus-menerus menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang berubah dan juga menyesuaikan diri dengan beragam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi termasuk teknologi komunikasi baru. Hal ini memang disadari akan saling berkaitan dengan  upaya meningkatkan kualitas SDM sebuah bangsa. Dalam konteks ini tentu saja penekanannya pada tersedianya kualitas informasi  yang penting bagi pengembangan segenap prakarsa kreatif masyarakat, dan memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan masyarakat itu sendiri.
Komunikasi pembangunan seperti dikemukakan di atas juga hendaknya pada akhirnya dapat mendorong terpilihnya informasi-informasi yang berkualitas, informasi-informasi akurat, relevan dan informasi penting dalam konteks peningkatan SDM tersebut. Sebagaimana kita juga menyadari, dan hal ini juga merupakan hasil penelitian para ahli di sejumlah negara bahwa media misalnya.  Di samping dapat membawa pengaruh/dampak yang positif, juga dapat menimbulkan pengaruh negatif, terutama jika tidak ada selektivitas yang cukup memadai demi mengurangi muatan negatif yang acapkali ada dalam sebuah media, baik media massa maupun media-media umum. Terutama dampak yang terasa langsung adalah di kalangan anak-anak dan pelajar akibat dari tayangan media yang mengandung content negatif. Oleh karena itu sejumlah organisasi muncul untuk merespons dengan mencoba kritis terhadap keberadaan suatu media, seperti yang dilakukan oleh media-media watch, Komisi Penyiaran Independen (KPI), Dewan Pers dan LSM  yang concern dengan pendidikan media dan sejumlah institusi lainnya.
Kualitas informasi yang dimaksudkan disini juga adalah makin tersedianya dengan mudah dan terbuka jenis-jenis informasi tertentu yang penting bagi upaya meningkatkan kualitas SDM dan dalam kerangka pula meningkatkan pengembangan demi kemajuan sebuah masyarakat. Hal yang dapat dilakukan dalam konteks ini tentu saja dapat memanfaatkan beberapa media massa baik dari media  konvensional maupun media massa dan media baru, yang bermanfaat bagi penyebaran segenap pengetahuan, keahlian dan keterampilan-keterampilan baru, yang tentunya akan sangat terkait dengan peningkatan kualitas SDM itu sendiri. Jika hal itu terjadi, maka pengembangan masyarakat ke arah lebih baik dan maju akan diharapkan dapat cepat terwujudkan.
Mengenai kualitas informasi yang dikemukakan di atas pada dasarnya merupakan serangkaian muatan pesan-pesan komunikasi pembangunan yang relevan dengan upaya dan keinginan bangsa ini untuk terus-menerus meningkatkan dan mengembangkan diri. Tentu saja pesan komunikasi pembangunan tersebut dapat dikaitkan dengan tersedianya data dan informasi untuk sektor-sektor ekonomi yang produktif, penginformasian untuk mendorong usaha kecil dan menengah di masyarakat serta upaya peningkatan kapasitas dan kecerdasan  masyarakat, serta dorongan ke arah partisipasi aktif publik  dan segenap layanan/akses untuk memanfaatkan  informasi-informasi  yang disediakan oleh negara/pemerintah.
Sebaliknya juga dengan kemajuan teknologi komunikasi yang ada, pemerintah dan pihak-pihak yang berkompeten dapat memanfaatkan partisipasi aktif masyarakat dan memberikan respons yang relevan, atau menindaklanjuti dengan pembahasan-pembahasan atas masalah-masalah yang disampaikan warga negara yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan untuk pengambilan kebijakan-kebijakan yang berguna bagi masyarakat luas.
Saat ini di Indonesia setelah diundangkannya masalah keterbukaan informasi publik, masyarakat juga diharapkan makin mendapatkan layanan-layanan dan akses informasi penting yang pada masa lalu terkendala karena perilaku institusi publik yang tidak suportif dengan harapan dan keinginan publik. Pada gilirannya dengan keterbukaan informasi publik juga dapat didorong untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, dan mendorong suatu tanggung jawab yang harus dijalankan oleh badan-badan dan institusi publik. Keterbukaan informasi publik tersebut juga tentu saja merupakan keinginan agar setiap warga memiliki akses yang setara untuk memperoleh layanan-layanan publik dan tidak lagi ada diskriminasi sebagai akibat pada masa sebelumnya dimana terkadang akses informasi penting tertentu ditutup dan publik sulit memperolehnya, sehingga tentu saja muncul masalah keadilan sosial dalam penginformasian pesan–pesan bagi publik.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho A.  2008. Komunikasi Sosial. Semarang: Deppengsos Akpol
Mulyana D. 2002. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana D. 2005. Nuansa–Nuansa Komunikasi  dan Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution Z. 2004. Komunikasi Pembanguna.  Jakarta: Rajawali Pers.
Chesney RM. 1999. Konglomerasi Media dan Ancaman Bagi Demokrasi. Jakarta: AJI Indonesia.
Rogers EM. 2003. Comunications of Innovations: A Cross-Cultural Aapproach. New York: The Free Pers.
Ruslan R. 2005. Manajemen  PR dan Media Komunikasi. Jakarta:PT Rajawali Pers.
Seven WJ, Tankard JW. 2005. Teori Komunikasi: Metode dan penerapan di Media Massa. Jakarta :Prenada Media.
Tubbs SL,  Moss S.  2001. Konteks–Konteks Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wiryanto.  2000.  Teori-Teori Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Grasindo.

Ditulis Oleh : Unknown // 2:54 AM
Kategori:

0 komentar:

Post a Comment