Perspektif Keuangan - Balanced Scorecard menggunakan tolok ukur kinerja keuangan , seperti laba bersih dan Return on Investment (ROI) karena tolok ukur tersebut secara umum digunakan dalam organisasi yang mencari laba. Balanced Scorecard mempertahankan perspektif keuangan karena tolok ukur keuangan berguna dalam mengikhtisarkan konsekuensi tindakan ekonomi terukur yang telah diambil yang menunjukkan apakah strategi, implementasi, dan eksekusi perusahaan telah memberikan kontribusi pada perbaikan laba. Orang-orang yang menyediakan dana untuk perusahaan, seperti lembaga keuangan dan pemegang saham, sangat mengandalkan tolok ukur kinerja keuagan dalam memutuskan apakah meminjamkan atau menginvestasikan dana.
Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu growth, sustain dan harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula. Berikut merupakan penjelasan tahapan dari siklus kehidupan bisnis:
• Bertumbuh (Growth) adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan di mana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Dengan demikian, tolok ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan.
• Bertahan (Sustain) adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkan jika memungkinkan. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Tolok ukur yang cocok pada tahap ini adalah, ROA, ROCE, dan EVA.
• Menuai (Harvest) adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar memetik hasil investasi dari tahap-tahapan sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar maupun pembangunan kemampuan baru, yang hanya ada pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Tolok ukur yang cocok untuk tahap ini adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja. Perusahaan- perusahaan pada tahapan harvest, sasaran finansialnya adalah cash flow dan pengurangan modal kerja yang diperlukan.
Kaplan dan Norton (2000, pp44-45) menemukan bahwa untuk setiap strategi pertumbuhan, bertahan dan menuai, ada tiga tema finansial yang dapat mendorong penetapan strategi bisnis, yaitu:
• Bauran dan pertumbuhan pendapatan
Mengacu pada berbagai usaha untuk memperluas penawaran produk dan jasa, menjangkau pelanggan dan pasar baru, mengubah bauran produk dan jasa ke arah penciptaan nilai tambah yang lebih tinggi, serta penetapan ulang harga produk dan jasa.
• Penghematan biaya atau peningkatan produktifitas
Mengacu kepada usaha menurunkan biaya langsung produk dan jasa, mengurangi biaya tak langsung, dan pemanfaatan bersama berbagai sumber daya perusahaan.
• Pemanfaatan aktiva atau strategi investasi
Untuk tema pemanfaatan aktiva, para manajer berusaha untuk mengurangi tingkat modal kerja yang dibutuhkan untuk mendukung volume dan bauran bisnis tertentu. Mereka juga berusaha untuk lebih memanfaatkan basis aktiva tetap, dengan mengarahkan berbagai bisnis baru kepada sumber daya perusahaan yang saat ini belum digunakan dengan kapasitas penuh, menggunakan secara lebih efisien sumberdaya langka, dan melepas aktiva yang tidak memberikan pengembalian yang memadai sebesar nilai pasarnya.
Keunggulan-Keunggulan ROI antara lain:
- ROI merupakan tolok ukur tunggal yang komprehensif yang bisa menjelaskan trade- off antara pendapatan, biaya, dan investasi
- ROI dapat digunakan untuk membandingkan kinerja dan berbagai sektor bisnis, baik pesaing, divisi, maupaun dalam industri
- Bentuk presentasi hasil perhitungan ROI dapat dibandingkan dengan tolok ukur keuangan lainnya.
- ROI digunakan secara luas, sehingga semua manajer mengetahui apa yang diwakili oleh ROI dan apa pengaruhnya bagi perusahaan. Dengan kata lain, penafsiran ROI yang popular dengan nama analisi Dupont adalah untuk mengetahui apa penyebab naik turunnya keuntungan perusahaan dalam suatu periode.
- Dalam perkembangannya, ROI juga mendapatkan kritikan karena memiliki kelemahan antara lain:
- Numerator yang digunakan dalam perhitungan ROI adalah laba akuntansi yang lebih bersifat "earning management", dimana para manajer dapat mempengaruhi ROI untuk kepentingan jangka pendek dan merugikan perusahaan dalam jangka panjang.
- Keputusan investasi oleh ROI berkecendrungan terhadap suboptimalisasi keputusan, yaitu manajer lebih mempertimbangkan keuntungan divisinya dengan mengorbankan kepentingan perusahaan secara keseluruhan.
- Sinyal yang disampaikan oleh ROI bersifat bias karena faktor kesulitan dalam menghitung nilai investasi sebagai denominator ROI.
Economic Value Added ( EVA )
EVA = Selisih dari laba operasi bersih perusahaan setelah pajak (Net Operating Profit After
Tax / NOPAT) - biaya modalnya
Angka NOPAT tidak di dapat diambil begitu saja dari laporan rugi laba perusahaan, karena ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan. Biaya modal perusahaan merupakan biaya tertimbang dari modal ( dalam hal ini debt dan equity) yang dipergunakan oleh perusahaan. Karena itu, perusahaan harus mencari berapa besarnya biaya hutang (Cost of Debt) dan biaya modalnya sendiri (Cost of Equity). Apabila perusahaan memiliki nilai EVA yang positif, maka dapat dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaan tersebut sudah menciptakan nilai (Creating Value). Namun Eva juga masih memiliki beberapa kelemahan antara lain:
• EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai untuk suatu tahun tertentu. Sementara, nilai perusahaan adalah akumulasi EVA selama umur perusahaan, sehingga bisa jadi pada suatu tahun EVA perusahaan menunjukkan angka positif tapi nilai perusahaan rendah karena EVA bernilai negatif dimasa-masa berikutnya.
• EVA kurang realistis karena proses perhitungannya memerlukan estimasi biaya modal, sesuatu yang sulit diukur akurasinya.
Accounting Profit = Pendapatan per periode - pengeluaran suatu periode
Return On Equity (ROE) ROE = Keuntungan Bersih
Modal sendiri
Residual Income = Accounting Profit - charge for capital used to generate profit
= Laba bersih sebelum pajak - jumlah beban bunga investasi
0 komentar:
Post a Comment