Friday, June 7, 2013

CONTOH LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN 
SASARAN BELAJAR 
Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa dapat : 
1. menyusun dan melakukan uji coba alat pengumpul data 
2. melakukan pengumpulan data 
3. melakukan analisis data. 
4. menyusun laporan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis 

PENDAHULUAN 
1. Hasil Penelitian dan Pembahasan 
Data yang terkumpul dari setiap variabel disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau grafik-grafik. Pada buku Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (Depdikbud, 1995:26-27) isi Bab IV ini dikemukakan sebagai berikut . 
  • Jabaran variabel penelitian, yang berupa penulisan kembali variabel-variabel penelitian guna mengarahkan pemaparan hasil penelitian. 
  • Hasil penelitian yang berupa pengungkapan dan pemaparan semua hasil pengamatan besaran-besaran variabel dalam berbagai bebtuk seperti tabulasi data dan bentuk lainnya. Namun hanya tabel-tabel penting saja dimasukkan dalam sub bab ini, tabel-tabel pendukung sajikan pada lampiran. 
  • Pengujian hipotesis, dituliskan bila memang penelitian anda bertujuan untuk menguji hipotesis. Di sini (bila diperlukan) dipaparkan perhitungan yang dilakukan dalam usaha menguji hipotesis, serta jelaskan hasilnya. 
  • Diskusi (pembahasan) hasil penelitian, mengungkapkan pandangan peneliti tentang hasil penelitian yang didapatnya. Dalam mendis­kusikan, umumnya mengacu atau berlandaskan hal-hal yang diungkapkan pada bab permasalahan (Bab I). Uraian diskusi ini selanjutnya akan merupakan argumentasi dari kesimpulan dan saran hasil penelitian. 
Contoh sebagian isi Bab IV hasil PTK seperti berikut. 
  • Penelitian putaran I, penetapan konsep alat peraga yang akan digunakan untuk pengenalan konsep pecahan. Alat peraga yang digunakan adalah batang kuesionaire. Kegiatan yang dilakukan adalah pemahaman, penggunaan, dan memanipulatif alat peraga. Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran makro. (Kemukakan nilai prestasi hasil belajar, setelah dilakukan evaluasi dan berikan pembahasan/ulasannya). Refleksi dilakukan untuk menganalisis kelemahan yang ditemui, lalu merencanakan penggu­naan alat peraga pada kegiatan belajar berikutnya, yaitu dengan: memodifikasi, dan menambah jumlahnya, siswa pandai membantu yang kurang pandai). 
  • Putaran II, melihat gejala yang muncul setelah putaran I dilakukan, maka pada putaran ini alat peraga yang dibuat guru dan siswa perlu memodifikasi, dan akan digunakan dalam kegiatan belajar kelom­pok. Alat peraga dibuat dari kertas karton berwarna putih, merah, hijau muda, dan ungu. Kegiatan belajar kelompok bertujuan agar setiap siswa yang mampu, dapat membantu siswa lain yang kurang. (Kemukakan peningkatan hasil belajar siswa secara kuantitaif dan atau secara kualitatif, uraikan pembahasan/ ulasannya). Setelah diamati dan refleksi dari hasil kegiatan belajar dalam putaran ini, kalau belum semua siswa aktif menggunakan alat peraga, maka diperlukan perbaikan bentuk kegiatan belajar pada putaran III. Bentuk modifikasi alat praga pada putaran ini adalah kartu model domino. 
  • Penelitian putaran III, siswa diberi tugas membuat alat peraga di rumah masing-masing yang akan digunakan pada kegiatan belajar berikutnya. Alat peraga yang dibuat misalnya, model-model bangun geometris berbentuk persegi panjang, persegi, dan lingkaran. Kegiatan siswa untuk memahami penjumlahan dan pengurangan pecahan yang berpenyebut sama seperti satu per dua, satu per tiga, dan satu perempat, siswa menggunakan alat peraga yang bisa dimanipulatif di kelompok-kelompok kecil. Alat peraga terbuat dari kertas atau kertas karton manila yang dipetak-petakkan dengan ukuran setiap petak 5 X 5 Cm. 
Ternyata hasil belajar pada putaran ini dapat ditingkatkan karena dalam proses pembelajaran menggunakan alat peraga yang dibuat siswa sendiri, sehingga timbul kesan siswa senang memanipulatifnya (kemukakan data dan uraikan pembahasannya). 

Sekedar contoh hasil penelitian di salah satu SD di Kodya Bandar Lampung, data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif, hasilnya seperti berikut. 

Berikut ini dikemukakan contoh suatu pembahasan hasil penelitian. 
Sebelum PTK dilaksanakan nilai matematika diambil, yang mendapat nilai di atas rerata kelas 44,44% atau 16 orang dan di bawah rerata kelas 55,56% (20 orang). Sedangkan nilai rerata kelasnya adalah 4,3. Hasil belajar matematika sebelum PTK ini dilakukan, diperoleh nilai rerata kelas di bawah rerata ideal, yaitu 0,7. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas rerata ideal ada 27,78% (10 orang), dan yang mendapat nilai di bawah rerata ideal ada 72,22%. Karena hasil belajar siswa di bawah rerata ideal jumlahnya lebih besar jika dibandingkan dengan nilai di atas rerata ideal, maka perlu dilakukan perbaikan pengajaran di kelas II ini. 

Pada akhir putaran pertama, nilai rerata kelas dapat ditingkatkan dari 4,3 menjadi 5,6 berarti naik sebesar 1,3. Siswa yang memperoleh nilai di atas rerata kelas ada 58,33 % (21 orang), sedang yang mendapat nilai di bawah rerata kelas ada 41,67% (15 orang). Kalau dilihat pencapaian nilai di atas, yang mendapat nilai di atas rerata ideal ekuivalen dengan pencapaian nilai di atas rerata kelas. Kalau dilihat perkembangan sebelum menggunakan alat peraga, yang mendapat nilai di atas rerata ideal ada 10 orang, setelah putaran pertama, meningkat menjadi 21 orang atau bertambah 11 orang. Kemajuan hasil belajar ini meningkat sebesar 35,11 %. 

Pada putaran kedua, menggunakan modifikasi batang kuesion­aire dan model kartu domino. Hasilnya, nilai tujuh ke atas ada 50% (18 orang), sedangkan di bawah rerata kelas ada 50% (18 orang). Nilai di atas rerata ideal ada 75% (27 orang). Ini berarti penggunaan alat peraga tersebut, dapat meningkatkan hasil belajar sejumlah 16,67% (9 orang). Melihat peningkatan hasil belajar ini, semakin dapat dipahami bahwa dengan penggunaan alat peraga yang dimodifikasi, diperoleh hasil belajar yang lebih baik. Kalau dilihat dari rerata sebelum putaran kedua dilakukan, rerata kelas dalam pembelajaran dengan menggu­nakan alat peraga batang kuesionaire yang dimodifikasi dan kartu model domino, naik sebesar 0,5. 

Pada putaran ketiga, alat peraga yang digunakan adalah bangun-bangun geometris dan benda-benda nyata di sekitarnya. Yang mendapat nilai di atas rerata kelas adalah 41,67% (15 orang), di atas rerata ideal 69,44% (25 orang). Ini berarti penggunaan alat peraga pada putaran ini, siswa yang dapat meningkat hasil belajarnya sejumlah 27,77% (10 orang). Melihat peningkatan hasil belajar tesebut, maka semakin dapat dipahami bahwa dengan penggunaan alat peraga yang lebih konkrit, dapat diperoleh hasil belajar lebih baik. Kalau dilihat dari rerata sebelum PTK putaran ketiga, rerata kelas dalam pembelajaran dengan alat peraga bangun geometris dan benda-benda konkrit di sekitarnya, naik sebesar 0,2. 

Setelah penelitian tindakan kelas dilakukan tiga putaran, ternyata penggunaan alat peraga cukup efektif atau diperoleh peningkatan sebesar 47,44%. Kalau dilihat peningkatannya, sebelum putaran pertama sampai dengan putaran ketiga, diperoleh peningkatan rerata kelas sebesar 2,04. 

2. Isi Bab V : Simpulan dan Saran 
Rumusan kesimpulan agar disusun dengan kalimat yang efisien (tidak masih berupa uraian panjang-lebar). Dengan membaca simpulan, pembaca agar dapat memahami tentang hasil penelitian yang dilakukan seorang peneliti. Saran atau rekomendasi sangat diperlukan untuk perbaikan berbagai pihak, dan peneliti yang mempunyai perhatian dengan masalah yang penelitiannya telah dilakukan sebelumnya. Secara ringkas bagaimana merumuskan simpulan dan saran dikemukakan pada halaman berikut. 
  • Simpulan yang merangkum semua hasil penelitian, yang diuraikan pada Bab IV. Disarankan sajian ini berurutan yang merupakan urutan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan. 
  • Saran-saran, diungkapkan agar berdasarkan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Satu saran agar didahului dengan uraian yang merupakan argumentasi dari saran yang diajukan. saran tersebut dapat ditujukan kepada pemerintah atau lembaga atau kelompok masyarakat, dan dapat berupa saran penelitian lanjutan, anjuran penggunaan hasil penelitian, peninjauan peraturan sehubungan dengan hasil penelitian, atau lainnya (Depdikbud, 1995: 27).

Ditulis Oleh : Unknown // 6:28 AM
Kategori:

0 komentar:

Post a Comment