1.
Kelembaban
Udara
Kelembaban
udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara, dalam kelembaban kita
mengenal beberapa istilah yaitu:
- Kelembaban mutlak : massa uap air yang berada dalam satu satuan udara yang dinyatakan dalam gram/m3.
- Kelembaban spesifik : perbandingan jumlah uap air di udara denagn satuan massa udara yang dinyatakan dalam gram /kg
- Kelembaban relatif : merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung panas dan temperatur tertentu yang dinyatakan dalam %
(Gunarsih,
2001).
Faktor
cuaca yang paling dominan dan berpengaruh langsung terhadap produktivitas
tanaman adalah kelembaban udara. Semakin tinggi kelembaban udara udara dapat
menyebabkan produktivitas tanaman menurun. Kelembaban udara disamping
berpengaruh langsung juga berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas
melalui evaporasi dan selanjutnya. Kelembaban udara dipengaruhi secara langsung
oleh curah hujandan hari hujan maka kelembaban makin meningkat yang
mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman (Herlina, 2003).
Kelembaban
udara merupakan uap air (gas) yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah
satu bagian dari atmosfer. Banyaknya uap air yang dikandung oleh hawa
tergantung pada temperatur. Makin tinggi
temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Soekirno,
2010).
Kelembaban
adalah konsentrasi uap air di udara.
Angka konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, spesifik
dan relatif. Alat ukur kelembaban disebut higrometer. Sebuah humidistat
digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan dengan
sebuah pengawalembap (dehumidifier)
(Anonim1, 2010).
Kelembaban
udara menggambarkan kandungan uap air di udara. Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak,
kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi
membandingkan antara tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya pada
kapasitas udara untuk menampung uap air (Jason, 2010). Udara dengan mudah menyerap kelengasan dalam bentuk uap
air. Banyaknya bergantung pada suhu udara dan suhu air. Makin tinggi suhu
udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya (Wilson, 1993).
Kelembaban nisbi
suatu tempat tergantung pada suhu yang menentukan kapasitas udara untuk
menampung uap air serta kandungan uap air aktual di tempat tersebut. Kandungan
uap air aktual ini ditentukan oleh ketersediaan air ditempat tersebut serta
energi untuk menguapkannya (Handoko, 1993).
Kelembaban udara dapat dinyatakan oleh tekanan uap air oleh koefisien
hygrometrik/kelembaban relatif atau temperatur titik embun sebab sesungguhnya
tekanan uap tidaklah cukup mencirikan kelembaban sebenarnya.
Ada banyak hal yang menunjukkan akan kelembaban itu sendiri. Namun, secara umum
semakin bertambah ketinggian maka kelembaban udara juga akan semakin tinggi (Martha, 1993).
2.
Curah
Hujan
Hujan merupakan susunan kimia yang cukup
kompleks serta bervariasi dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim
ke musim pada tempat yang sama dan dari waktu hujan berbeda. Air hujan terdiri
atas: ion-ion natrium, kalium, kalsium, khlor, karbonat dan sulfat yang
merupakan jumlah yang besar bersama-sama (Soekardi, 1986).
Hujan merupakan
suatu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari angkasa, seperti salju,
hujan es, embun, dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah
jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi,
sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering, sejenis presipitasi yang
dikenali sebagai virga (Anonim3, 2009).
Penguapan berasal
dari laut dan uap air diserap dalam arus udara yang bergerak melintasi
permukaan laut. Udara bermuatan embun terus menyerap uap air tersebut hingga
menjadi dingin mencapai temperatur di bawah temperatur titik embun, sehingga
terjadilah presipitasi (hujan). Jika temperaturnya rendah, terbentuklah hujan
es atau salju. Menurunnya temperatur massa udara disebabkan oleh konveksi,
yaitu udara yang mengandung embun panas yang temperaturnya bertambah kemudian
berkurang lagi sehingga membentuk awan dan selanjutnya dengan cepat menimbulkan
hujan. Hal ini disebut presipitasi konvektif. Presipitasi orografis berasal
dari arus udara di atas lautan yang bergerak melintasi daratan dan membelok ke
atas karena adanya pegunungan sepanjang pantai, dan akhirnya berubah menjadi
dingin di bawah temperatur jenuh dan menjadi embun (Wilson, 1993).
Selain suhu, faktor yang
penting dari iklim adalah curah hujan yang disebut pula presipitasi.Sebenarnya
sebutan ini lebih luas cakupannya. Cakupannnya meliputi endapan air, salju, salju
keras, butiran es sampai batu es, akan tetapi juga endapan kabut dan embun
(Darldjoeni, 2000)
Hujan adalah uap air di
atmosfer yang mengembun menjadi butir-butir air dan jatuh ke tanah.Satuan
ukuran hujan adalah mm. Yang dimaksud banyaknya hujan (curah hujan) adalah
tinggi air hujan bila tidak ada yang merembes ke dalam tanah. Sebagai
patokannnya ialah 100 cc air hujan = 10 mm curah hujan. Alat pengukurnya
menggunakan ombrometer yang dibagi menjadi 2 tipe yaitu observatorium (biasa)
dan otomatis (Soekirno, 2000)
Perubahan curah hujan,
distribusi hujan sangat berpengaruh pada ketersediaan air. Hal ini sangat
menentukan keberhasilan produksi tanaman. Curah hujan mempengaruhi kelembaban
udara (Herlina, 2003).
Jumlah air hujan diukur
menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air
yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0,25 mm. Satuan
hujan menurut SI adalah milimeter yang merupakan penyingkatan dari liter per
meter persegi (Anonim1, 2010).
Curah hujan dihitung harian,
mingguan, hingga tahunan, sesuai kebutuhan. Pembangunan saluran drainase,
selokan, irigasi serta pengendalian banjir selalu menggunakan data curah hujan,
untuk mengetahui jumlah curah hujan yang terjadi di suatu tempat. Curah hujan
sebesar 1 mm artinya adalah tinggi air hujan setinggi 1 mm pada daerah seluas 1
m2 (Bocah, 2008).
Curah hujan adalah
jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah selama periode tertentu yang
diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan horizontal apabila tidak terjadi
penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan peresapan. Dinyatakan
sebagai tebal lapisan air yang jatuh diatas permukaan tanah rata seandaiya
tidak ada infiltrasi dan evaporasi. Satuannya adalah mm. curah hujan 1mm
berarti banyaknya hujan yang jatuh diatas sebidang tanah seluas 1m2
= 1mm x 1m2 = 0,01dm x 100dm2 = 1dm3 = 1liter.
Hari hujan adalah suatu hari dimana terkumpul curah hujan 0,5mm atau lebih (Guslim et al., 1987).
0 komentar:
Post a Comment