Pengembangan Produk
Definisi
yang lebih lengkap tentang produk adalah sebagai berikut: A Product is a set of
tangible and intangible attributes, including packaging, color, price,
manufacturer's prestige, retailer's prestige, and manufacturer's and retailer's service, which the buyer may accept
as offering want -satisfaction. (W.J. Stanton, 1981: 192). Artinya: yang
dikatakan produk ialah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko
yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik Serta pelayanan
pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.
Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang
berwujud saja, seperti makanan, pakaian, dan sebagainya, namun juga sesuatu
yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuasan
kebutuhan dan keinginan (need dan wants) dari konsumen. Konsumen tidak hanya
membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan (need), tetapi juga bertujuan
memuaskan keinginan (wants). Misalnya membeli sepatu, tidak hanya asal sepatu
saja, tetapi juga dipentingkan bentuk sepatu, warna, merek, dan harga yang
menimbulkan/mengangkat prestise.
Jika digambarkan suatu
produk maka akan di jumpai beberapa lapis produk:
·
Lapis yang paling inti dari produk
disebut manfaat. Konsumen membeli produk ini karena mengharapkan manfaat atau kegunaan dari
produk tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.
·
Lapis kedua adalah bentuk produk
formal yaitu produk yang ditampilkan oleh berbagai ciri warns, merek, pembungkus,
model, mutu ini disebut produk formal. Konsumen mempertimbangkan produk formal
ini guna mengambil keputusan membeli atau tidak.
·
Lapis yang ketiga adalah
kelengkapan produk yaitu tersedianya suku cadang, keringanan
pembayaran, garansi, pengiriman barang sampai ke rumah, dan pelayanan yang
memuaskan. Lapis yang ketiga ini menjadi bahan pendorong konsumen untuk
memutuskan membeli suatu produk.
Pengembangan
produk pada suatu perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai tahap. Tahap-tahap yang
biasanya diikuti dalam pengembangan produk
adalah adanya suatu ide, penyaringan ide, pengembangan ide, pembuatan
percobaan, analisis usaha, percobaan penjualan di pasar. Jika ini berhasil baru
di produksi secara massal.
Tujuan mengadakan pengembangan produk antara lain, ialah:
*
Memenuhi keinginan konsumen
*
Memenangkan persaingan
*
Meningkatkan jumlah penjualan
*
Mendayagunakan sumber-sumber produksi
*
Mencegah kebosanan konsumen
11.9.3. Siklus Kehidupan Produk
& Strategi Pemasarannya
Siklus kehidupan produk
berarti tahap kehidupan produk mulai sejak produk
diciptakan, diperkenalkan sampai produk tersebut mengalami kejenuhan.
Siklus kehidupan produk ini terdiri atas 5
tingkatan.
1.
Tahap introduksi (introduction)
2.
Tahap pengembangan
(growth)
3.
Tahap kematangan (maturity)
4.
Tahap menurun (decline)
5.
Tahap ditinggalkan
(abandonment)
Jangka waktu tiap tahap ini
berbeda-beda pada setiap macam barang, dapat
diukur dengan mingguan, ataupun bulanan, tahunan atau puluhan tahun. Seperti
model pakaian, yang dinamakan fad (model yang tidak tahan lama) dengan
cepat akan hilang dari pasar. Tapi model mobil ada yang sanggup bertahan lama.
Pada permulaan
produk diperkenalkan ke pasar, penjualan masih rendah karna pasar belum mengenal
barang tersebut. Di sini perlu dilancarkan promosi. Lebih rinci pada tahap introduksi ini
dapat dilakukan strategi antara lain:
- Berusaha selalu memperbaiki penampilan produknya.
- Menyebarkan barang sebanyak-banyaknya ke seluruh toko di seluruh daerah. Tindakan ini disebut melakukan sell-in ke sebanyak mungkin toko jika perlu dilakukan perlombaan di antara pare penjual siapa yang terbanyak mengunjungi toko untuk diisi maka tenaga penjual ini diberi hadiah.
3.
Kemudian
dilakukan sell-out dengan care melancarkan promosi di mass media secara
gencar.
Kemudian
setelah konsumen kenal maka akan banyak orang membeli, pasaran makin luas, omzet
meningkat cepat sekali (growth). Dalam keadaan ini, pengusaha harus menyebar luaskan barang-barangnya, dan mengisi
semua toko yang mungkin dapat
menjual produknya. Strategi yang digunakan dalam masa
pertumbuhan ini adalah:
- Usahakan terus mencari segmen baru, menambah jumlah tenaga penjual, menambah armada pengangkutan.
- Selalu memperbaiki mutu produk dengan penampilan dan kualitas yang prima.
- Pertimbangkan strategi menurunkan harga untuk barang-barang yang harganya tinggi.
Namun kemudian pasar
menjadi jenuh dan timbul rasa maturity. Konsumen mulai merasa bosan, dan
menunggu produk baru lagi. Dalam keadaan ini, strategi yang dapat dilancarkan
adalah:
- Berusaha mencari segmen-segmen kecil yang belum terisi dengan harapan dapat menarik konsumen baru.
- Menciptakan produk dengan kemasan besar sehingga jumlah penjualan tetap meningkat seperti minuman coca cola menciptakan botol isi 1 liter, minyak goreng menciptakan kemasan 5 kilogram, odol menciptakan ukuran besar.
- Memperbaiki penampilan produk dengan sesuatu yang baru dengan sedikit perbaikan pengusaha harus mencoba merubah product design (gatra produk), dan merubah disain bungkus atau memperbaiki mutu produk menjadi produk yang lebih super, lebih putih, lebih bermutu, agar konsumen tidak jenuh. Jika Strategi ini tidak berhasil, maka akan timbul masa penurunan (decline), omzet penjualan mulai menurun. Strategi yang digunakan dalam masa decline ini ialah;
1)
Jika
gejalanya sudah parah anggaran promosi harus di stop.
2) Pusatkan
perhatian pada pasar yang masih ada harapan sedangkan pasar lainnya dihentikan.
3)
Strategi
terakhir ialah menghentikan pasaran produk secara menyeluruh dan menciptakan produk baru untuk memulai
masa introduksi kembali.
Akhirnya jika semua tidak dapat diatasi maka produk tersebut akan
ditinggalkan oleh konsumen dan produknya hilang dari pasaran.
Market Inteligent
Market Inteligent ini terinasuk dalam
rangka pengumpulan informasi pemasaran. Perusahaan harus mempunyai data yang
merupakan informasi pemasaran yang sangat
dibutuhkan oleh manajer pemasaran. Sistem informasi pemasaran merupakan
kegiatan orang-orang, peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan, menganalisa,
mengevaluasi dan mendistribusikan informasi secara tepat, akurat yang
dibutuhkan oleh pembuat keputusan pemasaran. Informasi pemasaran ini dapat
diperoleh dari dalam perusahaan (internal) maupun luar perusahaan (eksternal).
Informasi internal dapat
diperoleh dari karyawan, dokumen, catatan penjualan
pada periode tertentu. Sedangkan informasi dari luar dapat diperoleh dari berbagai sumber agen, tenaga
penjual, toko pengecer, konsumen dan lain-lain. Salah satu sumber informasi eksternal berasal dari market inteligent dan research pemasaran. Apa yang dimaksud dengan marketing
inteligent system adalah A Marketing Intelligence System is a set of
procedures and sources used by managers to obtain their everyday information
about pertinent developments in the marketing environment. (Philip Kotler,
1997: 112)
Artinya sistem intelijen pasar adalah seperangkat
prosedur dan cumber yang digunakan oleh manajer untuk
memperoleh informasi mengenai perkembangan lingkungan pemasaran.
Para manajer pemasaran
biasanya melakukan intelijen pasar dengan mencari
informasi dari surat kabar, majalah-majalah bisnis, wawancara dengan
konsumen, pemasok, tenaga penjual, atau mengamati kegiatan yang dilakukan oleh
saingannya dan sebagainya.
Seorang wirausaha yang
akan membuka sebuah toko kelontong dapat saja
melakukan intelijen pemasaran dengan mengamati sendiri atau menyuruh karyawannya
untuk mengamati toko saingan yang ada disekitar lokasi yang ditempatinya.
Petugas atau karyawan Intel ini dapat melakukan pengamatan ke toko saingan dengan mencatat daftar harga
penjualan toko saingan. Kemudian dicatat pula segala informasi yang
berharga mengenai pertokoan misalnya tata letak barang, pengelompokkan barang,
banyak jenis barang, pengaturan display, luas toko, keramahan para pramuniaga,
kebersihan toko dan sebagainya. Semua informasi ini sangat berharga untuk
disampaikan kepada wirausaha yang akan membuka toko baru.
Ada
empat langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas intelijen
pemasaran.
·
Melatih dan
mendorong staf penjualan untuk menemukan dan melaporkan perkembangan baru di pasar. Para penjual ini
merupakan mata dan telinga dari perusahan.
Mereka dapat menampung segala bentuk informasi berupa saran dan kritik
terhadap produk yang di pasarkan.
· Perusahaan
mengirim spesialis untuk mengumpulkan intelijen pemasaran ke
toko lain sebagai mystery shoppers (pembelanja siluman) yang berperan seperti pembeli
sesungguhnya membeli berbagai jenis barang. Pembeli siluman ini dapat
mengetahui harga barang dan cara bagaimana pramuniaga
memperlakukan pelanggannya. Bagi sebuah perusahaan rumah makan atau
restoran dapat menyediakan dana makan Siang buat manajernya di rumah makan lain sambil mengumpulkan informasi mengenai rasa makanan, harga, dan pelayanan yang
diberikan oleh rumah makan saingannya tersebut.
·
Perusahaan membeli
informasi dari pihak luar ataupun dari agen-agen penjualan berbagai komoditi.
· Beberapa perusahaan
membentuk suatu pusat pemasaran dan mengumpulkan informasi dengan
cara menyebarkan intelijen pemasaran.
Bagi
perusahaan-perusahaan yang mengadakan pengumpulan informasi
pemasaran melalui riset pemasaran, dapat melakukan sendiri dengan biaya besar dan
juga dapat dilakukan secara sederhana dengan biaya ringan. Riset Pemasaran juga
dapat dilakukan dengan minta bantuan perguruan
tinggi atau lembaga-lembaga riset yang sudah ada.
Bantuan
Marketing Research terhadap Pemasaran
Marketing Research
merupakan bagian dari keseluruhan marketing system
bagi sebuah bisnis. Dengan melakukan analisa data pemasaran, seperti perubahan
yang terjadi, demografis, gagas hidup konsumen, daya beli, dsb. sangat membantu
usaha pemasaran.
Untuk itu perlu dilakukan:
1.
Identifikasi
siapa konsumen anda,
2.
Identifikasi ape kebutuhan mereka,
3.
Evaluasi potensi pasar yang anda
miliki,
4.
Pilih
atau tetapkan saluran distribusi yang tepat (buat
sebuah industri), dan
5.
Pilih teknik promosi yang sesuai.
Dengan demikian anda dengan mudah mengumpulkan data dan menganalisanya
kemudian ditarik kesimpulan sebagai bahan pertimbangan berharga bagi
operasional bisnis anda.
11.9.5. Turbo
Marketing
Konsep Turbo Marketing ini diperkenalkan oleh
Philip Kotller lewat artikelnya dalam The
Journal of Business Strategy, bulan September/Oktober 1991, dengan judul
"Turbo Marketing Through Time Compression". Konsep Turbo Marketing ini merupakan perkembangan
terakhir dari gejala pemasaran yang menghendaki layanan tercepat buat
konsumen. Kecepatan layanan merupakan
tuntutan konsumen mass kini, sejalan dengan meningkatnya suasana
globalisasi di segala bidang kehidupan, dan dunia makin transparan, tidak ada lagi bates antara negara-negara, waktu
dari jam ke jam berjalan sangat cepat.
Suasana pertempuran dalam marketing betul-betul sudah berubah dengan
meninggalkan strategi tua yang sudah kuno secara berangsur-angsur, setahap demi
setahap sejak dulu.
Pada gelombang pertama dulu, persaingan marketing, ditandai oleh strategi
produsen membuat barang dengan harga lebih murah dari saingan, karena adanya
penurunan harga pokok, dan bekerja lebih efisien.
Gelombang kedua muncul strategi produsen mendesain
barang berbeda dengan produk saingan dalam hal
hiasan, style, bentuk rasa dan sebagainya. Gelombang
ke tiga produsen membuat barang makin hari makin baik, seperti yang
diterapkan oleh produsen Jepang melalui prinsip total quality controlnya. Mereka
sangat memperhatikan needs dan wants dari konsumen.
Tahun 1990 merupakan gelombang keempat, produsen mulai dengan strategi memproduksi, melayani dan mengirim barang
lebih cepat dari saingan. Inilah yang merupakan ajang persaingan abad
ini, dengan istilah Turbo Marketing. Strategi ini sudah dimulai
pertama-tama oleh perusahaan optik, yang melayani
secara cepat peranan kacamata, juga layanan makanan yang terkenal dengan
fast food, layanan cuci cetak foto 1 menit, layanan pos dan giro yang
mengintrodusir pos kilat khusus, kilat patas, layanan kereta api, bus patas,
layanan telekomunikasi oleh PT. Telkom dan sebagainya.
Menekan waktu, (time compression), adalah
suatu strategi memenangkan persaingan abad ini dan
sangat diharapkan oleh konsumen. Biasanya
jika ada satu perusahaan sudah berhasil menekan waktu, maka dia akan lari terus meninggalkan saingannya.
Dikatakan bahwa leaders never
rest, mereka tidak akan pernah
istirahat mencipta lagi yang baru. Seorang pengusaha haruslah seorang
yang kreatif terus menerus dan tidak pernah lengah dari mengamati pasar dan
saingannya.
Mega Marketing
Untuk memasuki suatu pasar
tertentu yang tampaknya sulit, biasanya dapat ditembus dengan menggunakan mega
marketing. Apa yang dimaksud dengan mega marketing adalah the
strategic coordination of economic, psychological, political, and
public-relations skills to gain the cooperation of a number of parties in order
to enter and/or operate in a given market, (Philip Kotler, 1997: 274)
Artinya
Mega Marketing adalah koordinasi yang strategi dari keahlian ekonomi, psikologi,
politik, dan keahlian public relations untuk mendapatkan kerja sama dari berbagai
pihak untuk memasuki suatu pasar tertentu.
Suatu contoh diberikan oleh Kotler bagaimana perusahaan Pepsi
menggunakan strategi mega marketing untuk memasuki pasar India. Seperti
diketahui India sangat tertutup untuk dimasuki produk-produk luar negeri. Produk coca cola sudah diminta agar keluar dari
pasar India. Setelah itu pepsi mencoba merumuskan strategi baru bagaimana
caranya agar dapat memasuki pasar India yang mendapat banyak tantangan
dari perusahaan minuman lokal dan juga dari
anggota-anggota dewan yang anti produk asing. Pepsi mencoba bernegosiasi
dengan pemerintah India bahwa apabila pepsi diperkenalkan masuk ke pasar India
maka pepsi akan membantu mengekspor berbagai produk pertanian India. Pepsi juga
akan membantu pembangunan daerah pedalaman India dan juga akan mendatangkan
teknologi untuk memproses makanan,
pengolahan air kepada India. Jadi strategi pepsi adalah menawarkan sejumlah manfaat yang akhirnya mendapat sokongan
dari berbagai kelompok yang berkepentingan di India. Keberhasilan pepsi
memasuki pasar India ini tidak lagi menggunakan bauran pemasaran dengan elemen
4P tetapi sudah menjadi 6P yaitu ditambah dengan P5 = Politik dan P6 = Publik
Opinion. Pengalaman yang dapat dipetik dari
keberhasilan terobosan pemasaran pepsi ini, bagi seorang wirausaha tidak
ada kamus menyerah.
Seorang wirausaha harus mencoba segala kreativitasnya untuk mencapai sasaran apa yang diinginkan.
Tentu saja segala upaya ini harus berjalan secara legal tidak menggunakan
cara-cara yang tidak terpuji, sebab kegiatan-kegiatan yang tidak terpuji
seperti penyogokkan, penyelundupan, akhirnya akan tercium juga dan akan
berbalik menjadi bumerang yang akan menghancurkan wirausaha sendiri.
0 komentar:
Post a Comment