KEMORADIOTERAPI PADA KARSINOMA NASOFARING
Definisi Kemoradioterapi
Kemoradioterapi kombinasi
adalah pemberian kemoterapi bersamaan dengan radioterapi dalam rangka
mengontrol tumor secara lokoregional dan meningkatkan survival pasien dengan cara mengatasi sel kanker secara sistemik
lewat mikrosirkulasi. Begitu banyak variasi agen yang digunakan dalam
kemoradioterapi ini sehingga sampai saat ini belum didapatkan standar
kemoradioterapi yang definitif.12
Manfaat Kemoradioterapi
Manfaat Kemoradioterapi
adalah :3
- Mengecilkan
massa tumor, karena dengan mengecilkan tumor akan memberikan hasil terapi
radiasi lebih efektif. Telah diketahui bahwa pusat tumor terisi sel
hipoksik dan radioterapi konvensional tidak efektif jika tidak terdapat
oksigen. Pengurangan massa tumor akan menyebabkan pula berkurangnya jumlah
sel hipoksia.
- Mengontrol
metastasis jauh dan mengontrol mikrometastase.
- Modifikasi
melekul DNA oleh kemoterapi menyebabkan sel lebih sensitif terhadap
radiasi yang diberikan (radiosensitiser).
Terapi kombinasi ini selain
bisa mengontrol sel tumor yang radioresisten,
memiliki manfaat juga untuk menghambat pertumbuhan kembali sel tumor
yang sudah sempat terpapar radiasi.12
Kemoterapi neoajuvan
dimaksudkan untuk mengurangi besarnya tumor sebelum radioterapi. Pemberian
kemoterapi neoadjuvan didasari atas pertimbangan vascular bed tumor masih intak sehingga pencapaian obat menuju
massa tumor masih baik. Disamping itu, kemoterapi yang diberikan sejak dini
dapat memberantas mikrometastasis sistemik seawal mungkin. Kemoterapi
neoadjuvan pada keganasan kepala leher stadium II – IV dilaporkan overall
response rate sebesar 80 %- 90 % dan CR ( Complete
Response ) sekitar 50%. Kemoterapi neoadjuvan yang diberikan sebelum terapi
definitif berupa radiasi dapat mempertahankan fungsi organ pada tempat tumbuhnya
tumor (organ preservation). 9
Secara sinergi agen kemoterapi
seperti Cisplatin mampu menghalangi perbaikan kerusakan DNA akibat induksi
radiasi. Sedangkan Hidroksiurea dan Paclitaxel dapat memperpanjang durasi sel
dalam keadaan fase sensitif terhadap radiasi. 12
Kemoterapi
yang diberikan secara bersamaan dengan radioterapi (concurrent or concomitant chemoradiotherapy ) dimaksud untuk
mempertinggi manfaat radioterapi. Dengan cara ini diharapkan dapat membunuh sel
kanker yang sensitif terhadap kemoterapi dan mengubah sel kanker yang
radioresisten menjadi lebih sensitif terhadap radiasi. Keuntungan
kemoradioterapi adalah keduanya bekerja sinergistik yaitu mencegah resistensi,
membunuh subpopulasi sel kanker yang hipoksik dan menghambat recovery DNA pada sel kanker yang
sublethal.
Kelemahan Kemoradioterapi
Kelemahan
cara ini adalah meningkatkan efek samping antara lain mukositis, leukopeni dan
infeksi berat. Efek samping yang terjadi dapat menyebabkan penundaan sementara
radioterapi. Toksisitas Kemoradioterapi dapat begitu besar sehingga berakibat
fatal.
Beberapa literatur menyatakan
bahwa pemberian kemoterapi secara bersamaan dengan radiasi dengan syarat dosis
radiasi tidak terlalu berat dan jadwal pemberian tidak diperpanjang, maka
sebaiknya gunakan regimen kemoterapi yang sederhana sesuai jadwal pemberian.12
Untuk mengurangi efek samping
dari kemoradioterapi diberikan kemoterapi tunggal (single agent chemotherapy) dosis rendah dengan tujuan khusus untuk
meningkatkan sensitivitas sel kanker terhadap radioterapi (radiosensitizer).
Sitostatika yang sering digunakan adalah Cisplatin, 5-Fluorouracil dan MTX
dengan response rate 15%-47%. 9
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1. Pignon JP, Bourhis J, Domenge C. Chemotherapy added to locoregional treatment for head and neck squamous-cell carcinoma, The Lancet , 2000; Vol 355: 949-55
2. Chao SS. Modalities of surveillance in treated nasopharyngeal cancer; Otolaryngol Head Neck Surg 2003; 129 :61-4
3. Ballenger JJ. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Binarupa Aksara, Edisi 13, Staf Ahli Bagian THT RSCM-FKUI, Indonesia 1994 : 839-54
4. Mulyarjo. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Nasofaring, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan III Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok- Kepala Leher, SMF Ilmu Penyakit THT FK Unair/ RSUD dr. Soetomo, Surabaya 2002: 38-47
5. Lin HS, Fee WE. Malignant Nasopharygeal Tumors. 2003
6. Cody DT. Kern EB. Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan; EGC, Jakarta 1993: 371-2
7. Vijayakumar S, Hellman S;Advances in radiation oncology ; Lancet 1997: 349 (suppl II): 1-3
8. Suwitodiharjo S. Radioterapi pada Tumor Ganas Kepala dan Leher (Squamous Cell Ca ), Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan III Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok-Kepala Leher, SMF Ilmu Penyakit THT FK Unair/ RSUD dr. Soetomo, Surabaya 2002: 101-7
9. Sukardja IGD. Onkologi Klinik , Edisi 2, Airlaga University Press, 2000 : 243 – 55
10. Lika L. Radiation therapy: Gale Encyclopedia of Medicine. Gale Research, 1999
0 komentar:
Post a Comment