TERAPI RADIASI PADA KARSINOMA NASOFARING
Definisi Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah terapi sinar menggunakan energi tinggi yang dapat menembus jaringan dalam rangka membunuh sel neoplasma.10
Persyaratan Terapi Radiasi
Penyembuhan total terhadap
karsinoma nasofaring apabila hanya menggunakan terapi radiasi harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :7
Sifat Terapi Radiasi
Efek Samping Terapi Radiasi : 8
Jenis Pemberian Terapi Radiasi
-
Belum
didapatkannya sel tumor di luar area radiasi
-
Tipe
tumor yang radiosensitif
-
Besar
tumor yang kira-kira radiasi mampu mengatasinya
-
Dosis
yang optimal.
-
Jangka
waktu radiasi tepat
-
Sebisa-bisanya
menyelamatkan sel dan jaringan yang normal dari efek samping radiasi.
Dosis
radiasi pada limfonodi leher tergantung pada ukurannya sebelum
kemoterapi diberikan. Pada limfonodi yang tak teraba diberikan radiasi sebesar
5000 cGy, < 2 cm diberikan 6600 cGy, antara 2-4 cm diberikan 7000 cGy dan
bila lebih dari 4 cm diberikan dosis 7380 cGy, diberikan dalam 41 fraksi selama
5,5 minggu.8
Terapi radiasi sendiri sifatnya adalah :7
-
Merupakan
terapi yang sifatnya lokal dan regional
-
Mematikan
sel dengan cara merusak DNA yang akibatnya bisa mendestrukasi sel tumor
-
Memiliki
kemampuan untuk mempercepat proses apoptosis dari sel tumor.
-
Ionisasi
yang ditimbulkan oleh radiasi dapat mematikan sel tumor.
- Memiliki
kemampuan mengurangi rasa sakit dengan mengecilkan ukuran tumor sehingga
mengurangi
pendesakan di area sekitarnya..
- Berguna
sebagai terapi paliatif untuk pasien dengan perdarahan dari tumornya.
- Walaupun
pemberian radiasi bersifat lokal dan regional namun dapat mengakibatkan defek
imun secara general.
- Radiomukositis,
stomatitis, hilangnya indra pengecapan, rasa nyeri dan ngilu pada gigi.
- Xerostomia,
trismus, otitis media
- Pendengaran
menurun
- Pigmentasi
kulit seperti fibrosis subkutan atau osteoradionekrosis.
- Pada
terapi kombinasi dengan sitostatika dapat timbul depresi sumsum tulang dan
gangguan gastrointestinal.
- Lhermitte
syndrome karena radiasi myelitis.
- Hypothyroidism
- dsb
Pengaruh Terapi Radiasi Terhadap Sistem Imun
Secara luas dilaporkan bahwa segera setelah
pemberian radiasi terjadi gangguan terhadap sel limfosit T, yang akibatnya
memudahkan timbulnya berbagai macam infeksi.11 Pasien dengan tumor
primer di leher dimana drainase limfatiknya juga di leher , setelah diberikan
radiasi mengakibatkan berkurangnya limfosit darah tepi secara signifikan.
Jumlah limfosit T CD4+ menurun lebih bermakna dibandingkan penurunan jumlah sel
limfosit T CD8+. Gangguan akibat radiasi tidak hanya mempengaruhi jumlah sel
limfosit T namun juga mengakibatkan defek pada fungsi sel T. Adanya gangguan
fungsi dibuktikan dengan sulitnya sel T ini distimulasi pada percobaan invitro.
Apakah defek jumlah dan fungsi limfosit
T pada penderita yang diterapi radiasi dapat reversibel? Penelitian menunjukkan
bahwa ada kecenderungan normalisasi sel limfosit T CD4+ setelah 3-4 minggu
pasca radiasi.11
Terapi radiasi pada karsinoma nasofaring bisa
diberikan sebagai :8
- Radiasi eksterna dengan berbagai macam teknik fraksinasi.
- Radiasi eksterna dengan berbagai macam teknik fraksinasi.
-
Radiasi
interna ( brachytherapy ) yang bisa
berupa permanen implan atau intracavitary barchytherapy.
Radiasi eksterna dapat
digunakan sebagai :8
-
pengobatan
efektif pada tumor primer tanpa pembesaran kelenjar getah bening
-
pembesaran
tumor primer dengan pembesaran kelenjar getah bening
-
Terapi
yang dikombinasi dengan kemoterapi
-
Terapi
adjuvan diberikan pre operatif atau post operatif pada neck dissection
Radiasi Interna/ brachyterapi bisa digunakan untuk :8
-
Menambah
kekurangan dosis pada tumor primer dan untuk menghindari terlalu banyak
jaringan sehat
yang terkena radiasi.
-
Sebagai
booster bila masih ditemukan residu
tumor
-
Pengobatan
kasus kambuh.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1. Pignon JP, Bourhis J, Domenge C. Chemotherapy added to locoregional treatment for head and neck squamous-cell carcinoma, The Lancet , 2000; Vol 355: 949-55
2. Chao SS. Modalities of surveillance in treated nasopharyngeal cancer; Otolaryngol Head Neck Surg 2003; 129 :61-4
3. Ballenger JJ. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Binarupa Aksara, Edisi 13, Staf Ahli Bagian THT RSCM-FKUI, Indonesia 1994 : 839-54
4. Mulyarjo. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Nasofaring, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan III Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok- Kepala Leher, SMF Ilmu Penyakit THT FK Unair/ RSUD dr. Soetomo, Surabaya 2002: 38-47
5. Lin HS, Fee WE. Malignant Nasopharygeal Tumors. 2003
6. Cody DT. Kern EB. Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan; EGC, Jakarta 1993: 371-2
7. Vijayakumar S, Hellman S;Advances in radiation oncology ; Lancet 1997: 349 (suppl II): 1-3
8. Suwitodiharjo S. Radioterapi pada Tumor Ganas Kepala dan Leher (Squamous Cell Ca ), Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan III Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok-Kepala Leher, SMF Ilmu Penyakit THT FK Unair/ RSUD dr. Soetomo, Surabaya 2002: 101-7
9. Sukardja IGD. Onkologi Klinik , Edisi 2, Airlaga University Press, 2000 : 243 – 55
10. Lika L. Radiation therapy: Gale Encyclopedia of Medicine. Gale Research, 1999
11. Balkwill F, Mantovani A, Inflammation and cancer: back to Virchow? ; The Lancet Vol 357, 2001; 539-45
12. Kentjono WA, Kemoterapi pada Tumor Ganas THT-Kepala Leher Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan III Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok-Kepala Leher, SMF Ilmu Penyakit THT FK Unair/ RSUD dr. Soetomo, Surabaya November 2002,108- 21
13. Chan TC, Teo PM ; Nasopharyngeal Carcinoma : Review; Annals of Oncology 13: 2002; 1007-15
14. Quinn FB, Ryan,WM ; Chemotherapy for Head and Neck Cancer; Grand Rounds Presentation, UTMB, Dept. of Otolaryngology; April 16, 2003
15. Manfred Schwab (Ed) Encyclopedia Refference of Cancer, Springer, Berlin, 2001 : 195
16. Skeel RT, Handbook of Cancer Chemoterapy, 3th Edition, Little, Brown and Company, London, 1987; 59-78
0 komentar:
Post a Comment