HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)
1. Pengertian HPP.
Pengertian Harga Pokok Penjualan
Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.
Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan :
- Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
- Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.
2. Rumus menghitung penjualan bersih.
Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:
– penjualan kotor;
– retur penjualan;
– potongan penjualan;
– penjualan bersih.
Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:
Contoh:
Diketahui penjualan
Retur penjualan
Potongan penjualan
Rp. 25.000.000,-
Rp. 125.000,-
Rp. 150.000,-
Hitunglah penjualan bersih!
Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,-
= Rp. 24.725.000,-
3. Rumus menghitung pembelian bersih.
Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan.
Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:
- pembelian kotor;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- retur pembelian;
- potongan pembelian.
Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:
4. Rumus menghitung HPP.
Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.
Unsur-unsur itu antara lain:
- persediaan awal barang dagangan;
- pembelian;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- potongan pembelian
Rumus harga pokok penjualan:
Keterangan
Barang yang tersedia untuk dijual
=
Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih
Pembelian bersih
=
Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian
Atau
Barang yang dijual
=
Persediaan awal + pembelian + beban angkut Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian
Persediaan akhir barang yang tersedia (dikuasai) pada akhir periode akuntansi.
Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan.
Perhatikan bagan di bawah ini.
Perhatikan contoh soal berikut ini!
Diketahui:
Persediaan awal
Pembelian
Beban angkut pembelian
Retur pembelian
Potongan pembelian
Persediaan akhir
Rp. 4.600.000,-
Rp. 12.000.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 275.000,-
Rp. 125.000,-
Rp. 3.400.000,-
Hitunglah harga pokok penjualan!
Contoh dengan angka:
Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya)
BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah
- alat perencanaan untuk hasilkan laba
- Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
- Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
- Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti
Setelah kita mengetahui betapa manfaatnya BEP dalam usaha yang kita rintis, kompenen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah.
Salah satu kelemahan dari BEP yang lain adalah Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produk jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini demikian pun sulit ditemukan dalam kenyataan dan prakteknya.
Bagaimana cara menghitungnya?
Untuk menghitung BEP kita bisa hitung dalam bentuk unit atau price tergantung untuk kebutuhan
PERHITUNGAN BEP
Atas dasar unit
Atas dasar sales dalam rupiah
Keterangan:
FC : Biaya Tetap
P : Harga jual per unit
VC : Biaya Variabel per unit
Biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi walaupun perusahaan tidak berproduksi.
Biaya variable adalah total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variable akan berubah secara proposional dengan perubahan volume produksi
CONTOH BEP
Dihasilkan barang sebanyak 20,000 unit dengan total biaya sebesar Rp 44.000.000
Keuntungan yang diharapkan perusahaan sebesar Rp 9,000,000
Maka didapatkan:
Harga satuan : Rp 44,000,000 : 20,000 = Rp 2,200/unit
VC per unit : Rp 26,000,000 : 20,000 = Rp 1,300/unit
Kita akan buktikan apakah dengan memproduksi sebanyak 30.000 unit perusahaan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 9.000.000
Bukti :
Untuk mendapat keuntungan sebesar Rp 9,000,000 maka perusahaan harus menjual sebanyak 30,000 unit @ 4,000
Jadi terbukti ternyata perusahaan mendapatkan untung sebesar Rp 9.000.000 dengan menjual barang sebanyak 30.000 unit.
Sekarang kita akan mencari kapankah perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi?
Perusahaan akan mengalami titik impas yaitu ketika:
Kita akan buktikan apakah dengan menjual sebanyak 20.000 unit maka perusahaan akan mengalami titik impas?
Bukti :
Sales : 20,000 unit x Rp 2,200 = Rp 44,000,000
FC : Rp 18,000,000
VC : 20,000 unit x Rp 1,300 = Rp 26,000,000
TC : Rp 44,000,000
LABA Rp 0
Dengan penjelasan diatas kita dapat mengetahui berapa unitkah barang yang harus kita jual untuk mendapatkan keuntungan yang kita harapkan dan berapa unit yang harus diproduksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Selain itu BEP dapat kita gunakan untuk memberikan diskon pada barang yang akan kita jual
Product Life Cycle
Pada umumnya, Product Life Cycle (PLC) terdiri dari 4 tahap, yaituIntroduction, Growth, Maturity, dan Decline. TahapIntroduction biasanya merupakan tahap perkenalan, dimana produk tersebut baru diluncurkan di pasaran. Tahap Growthbiasanya merupakan tahap dimana produk tersebut mulai dikenal di pasaran dan mulai mulai dicari oleh kebanyakan orang untuk dimiliki. Tahap Maturity merupakan tahapan dimana produk tersebut merupakan produk yang sudah sangat dikenal di pasaran dan sering dikonsumsi oleh masyarakat. Tahap Declinemerupakan tahap dimana produk tersebut telah mengalami penurunan dan mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Namun pada kenyataannya, PLC tidak selalu berakhir dengan tahapan Decline atau penurunan, tetapi untuk produk tertentu, tahapan akhir dari PLC adalah Revitalization dan Plateau. Tahapan Revitalization merupakan tahap pemulihan suatu produk, dimana produk tersebut tidak jadi mengalami penurunan, tetapi justru mengalami kenaikan kembali, sedangkan TahapanPlateau merupakan tahapan dimana produk tersebut tetap stabil dan tidak mengalami penurunan di dalam penjualannya.
Bentuk-Bentuk Struktur Pasar Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli
Tue, 09/05/2006 - 12:58am — godam64
Bentuk-Bentuk Struktur Pasar Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli
1. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan pembeli banyak
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
- Sensitif terhadap perubahan harga
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
2. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
- Relatif mudah keluar masuk pasar
3. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
4. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
- Umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk kepentingan hajat hidup orang banyak
- Sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undang maupun butuh sumber daya yang sulit
didapat
- Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan
- Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses
Tambahan :
- Monopsoni adalah kebalikan dari monopoli, yaitu di mana hanya terdapat satu pembeli saja yang membeli
produk yang dihasilkan.
- Monopoli adalah sesuatu yang dilarang di Republik Indonesia yang diperkuat dengan undang-undang anti
monopoli.
Tiga Macam/Jenis Pasar Utama Perekonomian - Barang & Jasa, Tenaga kerja Dan Uang & Modal
Sat, 22/12/2007 - 10:48pm — godam64
Dalam suatu perekonomian suatu wilayah, pasar-pasar dapat dibagi menjadi tiga macam saja dengan asumsi proses penentuan harga ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu antara lain pasar barang dan jasa, pasar uang dan modal, pasar tenaga kerja (disertai arti definisi / pengertian) :
1. Pasar Barang Dan Jasa
Pasar barang dan jasa adalah interaksi antara penawaran dan permintaan barang dan juga jasa. Penawaran umumnya dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi produk dalam bentuk barang maupun jasa sedangkan permintaan umumnya berasal dari pemerintah dan juga dari sektor rumah tangga.
2. Pasar Uang Dan Modal
Pasar uang dan modal adalah interaksi antara permintaan serta penawaran uang dalam arti hak penggunaan uang di mana yang membutuhkan uang adalah pihak yang akan mengelola dana yang didapat untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan. Pihak yang menawarkan uang dan modal adalah pihak yang rela menunda penggunaan uang untuk mendapatkan keuntungan dari dana yang dikeluarkannya untuk dikelola.
3. Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja adalah interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja pada perekonomian tertutup dilakukan oleh rumah tangga, sedangkan pada perekonomian terbuka penawaran tenaga kerja dapat berasal dari asing / luar negri. Permintaan tenaga kerja asalnya dari sektor pemerintah dan sektor perusahaan.
Software Akuntansi
ReplyDeleteDi 'Siklus serta alur jurnal harga pokok penjualan' di bagian inventory. Di situ dikatakan "Apabila persediaan berhasil terjual diperiode berjalan, maka persedian tersebut di-biaya-kan serta diakui sebagai HPP (harga pokok penjualan)." Jurnal yg dipakai Debit HPP | Kredit Inventory. Jurnal tersebut dipasangkan dengan jurnal Debit Kas/Piutang | Kredit Penjualan. Pertanyaan saya, kalau saya langsung menggunakan jurnal Debet Kas/Piutang | Kredit Inventory apakah tak bisa? Apakah penjurnalan itu sudah ada aturan baku bahwa untuk kasus inventory terjual harus memakai jurnal seperti yang anda sampaikan di atas? dalam artian itu sudah rumus.. Mohon penjelasannya.