Friday, November 8, 2013

UPAYA UNTUK MENGENDALIKAN DIRI

UPAYA UNTUK MENGENDALIKAN DIRI : “Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh mahkota yang abadi.” (I Kor 9:25). 

Dalam Perjanjian Baru bahasa Yunani ada kata egkrateia, yang berarti penguasaan diri. Pada tahun 1611, Alkitab King James Version menerjemahkannya “pertarakan”. Kata pertarakan tampaknya kuno bagi kita. Namun konsep pertarakan tidak pernah ketinggalan zaman. Bagi umat Kristen, kita harus menguasai setiap kebiasaan dan praktik hidup yang salah dengan bekerja sama dengan Allah. Dalam 2 Kor 7: 1 ditunjukkan bahwa penyucian dan pengendalian diri sangat erat kaitannya. 

“Pemuasan selera yang tidak alami menimbulkan dosa yang menyebabkan kehancuran Sodom dan Gomora …Pemanjaan selera dan nafsu adalah dasar dari segala dosa.” – Ada kaitan yang sangat erat antara kebiasaan jasmani yang buruk dengan pembentukan tabiat, hal ini ditunjukkan dengan : (1) pikiran dikuasai oleh tubuh, (2) kehormatan diri diserahkan kepada pemanjaan selera, dan (3) menyembah diri sendiri yang seharusnya menyembah Allah. 

“Kesudahan orang-orang seperti itu adalah kebinasaan, karena nafsunya adalah Allahnya” (Twentieth Century New Testament). 

A. KEINGINAN YANG KUAT (Kej 3: 1-6; 25: 29-34; Luk 1: 13-17) 
Tidak sulit mencari kisah Alkitab yang menyatakan hubungan tabiat dengan selera. Kej 3: 1-6, Hawa menunjukkan keinginannya untuk memiliki kuasa dan kebijaksanaan. 

Ketika perempuan itu melihat. “Tiga kali disebutkan betapa menariknya buah itu; menarik seleranya, penglihatannya dan keinginannya untuk mendapat pengertian yang lebih besar. Ketika ia memandang pohon itu disertai keinginan memakan buahnya, saat itu ia telah menyerah kepada godaan setan. 

Kej 25: 29-34. Esau tidak menyadari perlunya menjauhkan dirinya dari pencobaan, karena ia sangat menginginkan makana itu dan karena ia sudah terbiasa menyerah kepad akeinginannya. Ia memikir-mikirkan keinginannya sampai selera menguasai dia, sampai nilai kesucian dan hak kesulungannya itu tak berarti lagi baginya. 

Apa yang diajarkan pengalaman Yohanes Pembaptis mengenai selera dan pembentikan tabiat ? Luk 1: 13-17. 

Mungkinkah Yohanes secara mental, fisik dan rohani sanggup melakukan kehendak Allah sekiranya ia menuruti seleranya seperti Esau ? 

B. YESUS BERDIRI DI TEMPAT ADAM (Mat 4: 1-4). 
Semuanya hilang ketika Adam dan Hawa mengizinkan selera mereka mengendalikan keputusan mereka. Tetapi Kristus datang ke dunia untuk berdiri di tempat mereka. Dia mengalahkan godaan Iblis. Kemenangannya menjadi kemenangan kita. 

Kristus menjawab setan dengan selalu mengandalkan pada “Ada tertulis …” Jika kita mendapatkan kuasa yang terkandung di dalam FirmanNya, kita akan sanggup menolak rayuan Setan. Perhatian kita bukan lagi untuk memuaskan selera fisik, melainkan hendak memuaskan kelaparan rohani. “Makanan” yang paling memuaskan adalah jawaban terhadap pertanyaan “ Apakah perintah Allah? Dan apa janji-janji-Nya?”. 

“Pada peristiwa konflik besar terakhir dengan Setan kelak, orang-orang yang setia kepada Allah akan kehilangan dukungan dunia. Karena mereka tidak mau melanggar hukum-Nya, hanya untuk menuruti kuasa duniawi, mereka dilarang membeli atau menjual … tetapi kepada orang-orang penurut itu diberikan janji, … rotinya disediakan, air minumnya terjamin.” Yes 33: 16 –Kerinduan Segala Zaman jl 1, hal 105. 

Jika kita tidak belajar mengendalikan selera fisik kita sekarang, bagaimanakah kita dapat bertahan pada ”pergolakan besar yang terakhir itu “ kelak ? 

C. MENGENDALIKAN DIRI SENDIRI (Yoh 15:5; Mzm 139:14; Mrk 9:43),. 
Setelah memiliki motivasi yang benar untuk mengendalikan diri setiap segi kehidupan, kita perlu menentukan bagaimana kita bertarak. 

Langkah 1 Yoh 15:5; Kis 3:19. Kita akan dapat mengendahkan diri jika kita menyadari bahwa -tanpa Kristus kita tidak berdaya melakukan sesuatu yang baik. Kesadaran ini akan membuat kita menyesal dan meninggalkan dosa. 

Kata Yunani yang diterjemahkan 'bertobat" dalam Kis 3:19 berarti" 'mengubah pikiran." Kata Yunani yang diterjermahkan 'bertobatlah" berarti 'berballklah." Kaitkanlah arti kata-kata ini kepada proses pengendalian diri dan pembentukan kebiasaan-kebiasaan sehat. 

Langkah 2 -.Mzm 139:14. Mengetahui bahwa "kejadian kita dahsyat ajaib" adalah satu modal dalam usaha mengendalikan diri. Jika kita mengetahui fungsi tubuh kita atau mengapa kita merasa demikian dalam keadaan, kita akan dapat membina kebiasaan-kebiasaan yang meningkatkan kesehatan tubuh dan emosi kita. 

Langkah 3 –Langkah berikutnya untuk memiliki pengendallan dirl tercermin dalam kalimat berikut : "Hendaklah kemauan itu tetap siaga dan terarah, sehingga dapat memberi tenaga kepada seluruh tubuh yang akan memberikan pertolongan ajaib pemeliharaan kesehatan kita ... Melatih kemauan ke arah yang benar mengendalikan imajinasi, dan merupakan sarana yang ampuh untu melawan dan menyembuhkan baik penyakit pikiran maupun penyakit tubuh." -- The Ministry of Healing, hlm. 246. 

Langkah 4 – Buatlah tujuan yang realistis. Contohnya, jangan mulai progran gerak badan dengan langsung berlalri sejauh 1, 6 kilometer. Mulaikah berlari dengan jarak dekat, lalu kembali berjalan biasa. Kemudian, secara bertahap tingkatkanlah jaraknya sampai mencapai jarak yang direncanakan. (Jangan lupa berkonsultasi dengan dokter Saudara sebelum melakukan gerak badan berat). 

Langkah 5 --Mrk 9:43. Jauhkanlah diri Saudara dari pencobaan. Misalnya, jika Saudara tidak dapat mengendalikan acara mana yang cocok Saudara tonton di TV, lebih baik singkirkan TV itu. 

Bagaimana perbandingan kelima langkah ini dengan langkah-langkah untuk rnembuat perubahan dalam pelajaran 4? Metigaps belum memulai langkah pertama itu sekarang? Atau adakah sesuatu yang menghalangi Saudara? 

D. YANG BAIK PUN TIDAK BAIK BERLEBIHAN (Kel 16:15,18-20). 
Apa aspek dari gaya hidup sehat yang disebutkan Keluaran 16:15,18-20? 

Setiap orang Israel menerima cukup manna untux kebutubannya, sehingga tidak ada yang kelaparan atau yang terlalu kenyang. 

Hindari berlebih-lebihan. 'Orang-orang yang mengerti hukum-hukum kesehatan dan mengikuti prinsip-prinsip itu, akan menghindari hal-hal yang keterlaluan, baik pemanjaan hawa nafsu maupun pengekangan. Mereka memilih diet bukan sekadar memuaskan selera mereka, melainkan untuk membangun tubuhnya. Mereka berupaya menjaga segenap kekuatan mereka dalam keadaan yang terbaik supaya mereka dapat melayani Allah dan manusia. Karena selera mereka dikendalikan oleh akal sehat dan hati nurani hati, kepada mereka diberikan tubuh dan pikiran yang sehat. Walau­pun mereka tidak memaksakan pendirian mereka supaya diterima orang­orang lain, namun teladan mereka adalah saksi terhadap prinsip-prinsip yang benar. Orang-orang seperti ini mempunyai pengaruh yang luas untuk kebai­kan." -- The Ministry of Healing, hlm. 319. 

Kata “pertarakan” mencakup Iebih luas daripada sekadar menjauhi minuman keras. Kata itu berarti menggunakan segala yang baik cukup atau sedang-sedang saja, dan mengendalikan semua nafsu dan selera secara 

sempurna, termasuk menghindari segala sesuatu yang Keterlaluan." -- SDA. Bible Commentary, vol. 6, him. 982. 

Bagaimana Keluaran 16:15, 18-20 menggambarkan penghindaran segala sesuatu yang keterlaluan? 

Sdr. Mika bertekad hendak memakan makanan yang direncanakan Allah dari -sejak mulanya. Tetapi kenyataanya, ia kurang cermat memilih menu makanannya. Baru beberapa hari makan kacang-kacangan, buah-buahan dan padi-padian, ia sudah sakit perut dan menderita gangguan pencernaan. Apakah ia terlalu cepat mengadakan perubahan itu? 

Apa yang dapat Saudara lakukan secara pribadi, untuk menghindari keterlaluan pada saat Saudara berusaha membina gaya hidup sehat? 

E. ANAK TANGGA (2 Ptr 1 : 4-10) 
Apa peranan pertarakan dalam tingkatan kehidupan Kristen yang disebut sebagal tangga Petrus? 2 Ptr 1: 4-10. Menurut Saudara, mengapa pertarakan itu merupakan anak tangga bagian tengah? Apa maknanya? 

Pertarakan mempunyai peranan penting dalam tangga pertumbuhan kerohanian Kristen. Dalam kehidupan umat percaya “pengetahuan" mendahului "pertarakan", dan 'kesabaran" mengikutinya. Ayat-ayat ini menyatakan kebenaran fisiologi [fungsi dan proses]. Orang yang berpengetahuan akan mengendalikan dirinya dan orang yang mengendalikan dirinya akan berlaku sabar. Pertarakan adalah buah pengetahuan Ilahi. 

Semua kualitas yang disebut sebelumnya tidak akan berarti jika di dalam diri umat Kristen tidak terdapat pengendalian diri. -- SDA Bible Commen­tary, vol. 7, hlm.597. 

'Sebab apablla semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah kamu tidak akan tandus dan tidak berbuah"(2 Ptr 1:8, KJV). Kata Yunani untuk tandus dalam ayat ini berarti "malas" atau "menganggur." Dengan pertolongan Allah, seorang yang sudah memupuk sifat-sifat yang disebutkan rasul Petrus dalam 2 Petrus 1:4-7 akan terdorong bekerja bagi orang lain dan bagi Juruselamatnya. 

Bagaimana sifat pengendalian diri Kristen itu mendorongnya bekerja bagi Kristus dan bagi orang-orang lain? 

Pengendalian diri adalah pelindung terhadap merembesnya kelumpuhan moral dan kemerosotan fisik dan mental yang melanda dunia dewasa ini. 

F. TURUT BERTANDING; MENERIMA UPAH (1 Kor 9:24-27). 
Apa motif yang melatar-belakangi pertandingan dalam 1 Korlntus 9:24-27, dan bagaimana hal itu berhubungan dengan pengendalian diri? 

Untuk menerangkan maksudnya mengenai penyangkalan diri demi menolong orang lain, Paulus menyebutkan pertandingan atletik Yunani yang terkenal itu. Pertandingan ini terdiri dari perlombaan maraton, tinju, gulat dan lempar cakram. 

Untuk meraih kemenangan, para atlet ini perlu mengendalikan selera dan nafsunya. Mereka perlu menghindari perangsang dan kesenangan yang melemahkan bukan saja badannya melainkan juga pikirannya. Bahkan walaupun hal itu baik bagi mereka, mereka hanya menggunakan atau melakukannya cukup [sedang] saja. 

Sikap yang sama juga harus diikuti orang-orang yang berlari pada tujuan hadiah hidup kekal. Allah tidak akan mengaruniakan hidup kekal kepada kita jika kita menganggap bahwa kehidupan sekarang ini adalah kesempatan untuk memperoleh dan melakukan segala yang kita ingini. 

Sebaliknya, hidup kekal adalah milik "orang-orang yang memanfaatkan kehidupan sekarang ini sebagai kesempatan untuk meraih kemenangan terhadap segala sesuatu yang mengganggu kesehatan pikiran, fisik dan kerohanian mereka. Dan hal itu menunjukkan kasih dan penurutan mereka yang sejati kepada Juruselamat mereka, yang telah menanggung derita yang sangat berat demi mereka." -- SDA Bible Commentary, vol. 6, hlm. 736, 737. 

Pertarakan sejati artinya menolak untuk menggunakan atau melakukan segala sesuatu yang merusak, dan menggunakan atau melakukan secara cukup hal-hal yang baik (tidak berlebihan). Hal ini didasari motif kasih kepada Allah dan sesama manusia. Dan untuk menghidupkannya, kita mendapat kekuatan dari Bapa kita yang disurga. 

Ditulis Oleh : kumpulan karya tulis ilmiah // 5:58 PM
Kategori:

0 komentar:

Post a Comment