Asia Tengah dan Major Power lainnya
Dengan kenyataan seperti itu, tentu bukan hanya AS yang mengincar minyak Kaspia. Rusia sangat memahami betapa berharga energi migas dalam meningkatkan pendapatan negara itu dan gencar mengincar migas di negara-negara tetangganya. Desember 2007, Rusia berhasil membuat kesepakatan dengan Kazakhstan dan Turkmenistan untuk membangun sebuah jaringan pipa gas baru sepanjang pantai timur Kaspia menuju Rusia. Pembangunan jaringan pipa yang diharapkan bisa mengekspor 20 miliar meter kubik per tahun pada tahapan awalnya, dipandang sebagai sebuah pukulan atas harapan AS yang menginginkan pemerintah negara-negara Asia Tengah berkomitmen mengirimkan migasnya ke jaringan pipa trans-Kaspia yang bersambung dengan jaringan pipa di Kaukasus yang dibangun dengan dukungan AS[1].
China juga berusaha mengamankan suplai energi melalui jaringan pipa Asia Tengah dari negara-negara tetangganya di barat. Sebuah jaringan pipa minyak Kazakhstan-China, yang menghubungkan ladang minyak Kazakh di utara Kaspia dengan jaringan pipa di China di Wilayah Otonomi Xinjiang, barat laut China, tengah dibangun dan akan beroperasi Oktober 2009[2]. Sebuah jaringan paralel pipa gas alam juga tengah dibangun menuju ladang-ladang di Uzbekistan dan Turkmenistan.
Negara-negara lain juga tidak mau ketinggalan. India ingin mencegah supaya Pakistan tidak memakai Asia Tengah sebagai kegiatan teroris, dan India juga tidak ingin Cina mengepung wilayahnya[3]. Kemudian masih ada Iran yang melihat pentingnya kawasan di luar perbatasannya. Teheran tidak ingin pengaruh terlalu besar Amerika Serikat yang akhirnya akan mengepung Iran[4]. Setiap negara punya kepentingan mendasar di sana. Bahkan jika menganalisa konflik yang terjadi di Georgia bukan semata konflik politik peninggalan masa lalu saat Soviet pecah. Lebih dari itu adalah konflik memburu perdagangan migas dari Kaspia. Dalam hal ini, AS yang sangat bernafsu menguasai sumber daya migas itu hanya bisa berkomentar cukup keras mengenai serbuan tentara Rusia ke Georgia. Namun, walau bagaimanapun, Rusia masih jauh lebih berpengaruh di Asia Tengah ketimbang AS, dan negara-negara kaya migas di Kaspia, yaitu Turkmenistan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Kirgistan, masih lebih memperhitungkan Rusia.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Pada intinya, Asia Tengah merupakan daerah yang diperebutkan hingga sekarang karena mempunyai arti strategis secara politik, ekonomi, geografi dan kebudayaan. Karena secara ekonomi, kawasan ini kaya energi minyak dan gas, dan dalam perspektif AS Asia Tengah potensial sebagai lahan investasi baru bagi perusahaan-perusahaan minyaknya. Oleh karena itulah, pasca kehancuran Uni Soviet dan terjadi vacuum of power, sehingga AS berusaha mengambil peluang untuk berperan menggantikan posisi Soviet dengan membantu negara-negara tersebut agar lebih mandiri dan stabil sehingga dapat mencegah masuknya kembali peran Rusia. Untuk mencapai tujuan tersebut, AS melakukan berbagai pendekatan baik politik, ekonomi, bahkan militer.
Dalam rangka mencapai ekpentingan nasionalnya, yakni melanggengkan keamanan energi yang bisa didapatkan dari potensi minyak di laut kaspia, Amerika Serikat memberlakukan “New Central Asia Strategy”. Dalam strategi ini, AS berusaha membantu negara-negara baru merdeka di Asia Tengah untuk dapat keluar dari pengaruh Rusia dan benar-benar merdeka. Untuk mengimplementasikan strategi ini, secara ekonomi AS berusaha menjadikan kawasan ini sebagai basis suplai energinya yang baru, dengan menanamkan investasi, bantuan ekonomi, dan pembangunan. Secara militer AS mulai memberikan bantuan militer berupa peralatan, pelatihan personil militer, latihan militer berkelanjutan dan akhirnya berusahan mendirikan pangkalan militer disana dengan invasi ke Afghanistan sebagai justifikasi. Hal ini berlanjut dengan intens pasca tragedi 11 September 2001, ketika AS mulai mengembangkan doktrin pertahanan baru dengan mengedepankan pre-emptive strike dan defensive intervention yang sangat berbeda dengan saat perang dingin yang menggunakan doktrin containtment dan deterrence. Sejak itu, AS mulai aktif secara diplomatik, politik dan militer di Asia Tengah dan dengan cepat pengaruh militer AS meluas ke negara-negara Asia Tengah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Clarke, M. and B. White (eds) Understanding Foreign Policy: The Foreign Policy Systems Approach (Cheltenham: Edward Elgar 1989)
Codevilla, Angelo and Paul Seabury, War: Ends and Means, 2nd edition (Potomac Books Inc. 2006)
Luong, Pauline Jones, The Transformation of Central Asia: States and Societies from Soviet Rule to Independence, (Cornell University Press, 2003)
Malik, Hafeez . Central Asia’s Geopolitical Significance and Problems of Independence: An Introductions, (New York: St. Martin Press, 1994)
Pacicolan, Paolo. US and Asia Statistic Handbook 2001-2002.Washington D.C.: The Heritage Foundations, 2001.
Roy, Olivier The New Central Asia: Geopolitics and the Birth of Nations, (New York: NYU Press ,2007)
Rall, Ted Silk Road to Ruin: Is Central Asia the New Middle East? (Nantier Beall Minoustchine Publishing, 2006)
Sokolsky, Richard and Tanya Charlek-Paley, “NATO Caspian Security: A Mission to Far?”. Santa Monica: Rani, 1999)
Sudarsono,Juwono dkk., Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan Tantangan Masa Depan. (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996 )
Jurnal:
Baumann, Florian Energy Security as multidimensional concept, dalam jurnal CAP policy analysis, no. 1 March 2008
Cornell, Svante E. and Regine A. Spector,:”Central Asia More than Islamic Extremist”, dalam The Washington Quarterly, Vol.25/No.I, Winter, 2002
Globe, Paul A. “Back on the Map: The Geopolitics of Central Asia”, dalam jurnal Central Asia, No. 2 (8), 1997
Haiyun, Wang. “The Security Situation In Central Asia”, International Strategic Studies, No.1, January, 2001
Maynes, Charles William. “America Discoves Central Asia”, Jurnal Foreign Affairs, Vol. 82/No.2, March/April 2003
Sulaiman, Sadia. ”The Role of Central Asia in War Against Global Terrorism: Futuristic Apprisal”, dalam Strategic Studies, Vol.XXII/No.2, Summer, 2002)
Osterud, Oyvind "The Uses and Abuses of Geopolitics", Journal of Peace Research , no. 2, 1988, p. 2, 1988
Yergin, Daniel “Ensuring Energy Security”, dalam jurnal foreign affairs . Volume 85 No. 2 March/April 2006
Internet:
Alex Lantier, US oil pipeline politics and the Russia-Georgia conflict, diakses dari http://www.wsws.org/articles/2008/aug2008/pipe-a21.shtml pada tanggal 12 Desember 2008 Pk. 20.34
Hans de Vreij, Persaingan Sengit Asia Tengah-Asia Selatan jadi ajang persaingan politik internasional, diakses dari http://www.ranesi.nl/arsipaktua/asiapasifik/persaingan_sengit_asteng.html. pada tanggal 12 Desember 2008 pukul. 20.14
Rakaryan Sukarjaputra, Konflik Georgia: Perburuan Migas di Kaspia, dalam Kompas 14 september 2008, diakses dari http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/09/14/22234348/perburuan.migas.di.kaspia pada tanggal 12 Desember 2008 pk. 20.45
___, US Policy in Asia, 2004, diakses dari http://www.uyghuramerica.org/researchanalysis/Uspolicycenasia.html pada tanggal 27 November 2008
Lainnya:
Husaini, Adian. “Doktrin Ofensif AS, Gejala Paranoid”, dalam Kompas 11 Juli 2002
[1] Pauline Jones Luong, The Transformation of Central Asia: States and Societies from Soviet Rule to Independence, (Cornell University Press, 2003) hlm. 136
[2] Ibid. hlm. 138
[3] Ibid. hlm. 142
[4] Ibid. Hlm. 143
0 komentar:
Post a Comment