DAMPAK TERJADINYA KEGEMUKAN
(OBESITAS)
Menurut Budiyanto (2002: 22), kegemukan (obesitas) dapat menimbulkan terjadinya berbagai macam
jenis penyakit yang serius, antara lain:
1. Diabetes Militus (DM),
2. Hipertensi (Darah tinggi) dan Stroke
3. Ganguan Ortopedik
4. Jantung
5. Coronary Artery Disease
6. Ginjal
7. Gallbladder Disorders dan bahkan risiko kematian.
GERAK DASAR DAN AKTIFITAS JASMANI
Bergerak dan bermain bagi anak-anak terutama yang
masih berusia dini merupakan sebuah pekerjaan dan menjadi kebutuhan paling
utama dalam kehidupannya. Pertumbuhan dan perkembangan gerak dasar sangat
identik dengan domain ranah psikomotorik dari aspek jasmaniah yang memberikan
sumbangan yang sangat besar terhadap perkembangan ranah kognitif (kecerdasan intelektual/IQ)
dan ranah afektif (sikap). Konsep gerak dasar sangat erat hubungannya dengan
ketrampilan yang harus dimiliki atau dikuasai oleh anak-anak sebagai dasar
untuk melakukan aktivitas yang lebih rumit dan kompleks.
Menurut pendapat dari Mutohir dan Gusril (2004: 26-28),
gerak dasar utama merupakan pola gerak yang inherent yang membentuk dasar untuk
gerak-gerak terampil yang kompleks dan khas. Gerak dasar inherent tersebut
mencakup tiga hal yaitu:
1. Keterampilan gerak dasar lokomotor, yaitu perilaku gerak yang mengubah
atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Contoh gerak dasar lokomotor
tersebut meliputi: merayap, merangkak, meluncur, berjalan, berlari, melompat,
meloncat, berguling, dan memanjat.
2. Ketrampilan gerak dasar nonlokomotor, yaitu perilaku gerak yang
melibatkan anggota badan atau bagian togok di dalam gerak yang mengitari sendi
atau poros tetapi posisi badan tetap berada satu tempat dan melakukan pola
gerak yang dinamis. Contoh gerak dasar nonlokomotor tersebut meliputi: menarik,
mendorong, mengayun, menghentikan, mengulur, menekuk, meliuk, dan memutar.
3. Ketrampilan gerak dasar manipulatif, yaitu perilaku gerak yang
digambarkan dan mengkombinasikan gerak-gerak dari tangan, mata (visual), dan
kaki, serta kadang-kadang dengan modalitas sentuhan (tactile modality) yang dilakukan secara terkoordinir. Contoh gerak
dasar manipulatif tersebut meliputi: menendang, menangkap, mengeblok, memukul,
dan menggenggam.
Aktivitas jasmani
adalah segala bentuk gerak yang dilakukan oleh manusia yang menggunakan atau
melibatkan sekelompok otot tertentu untuk mencapai tujuan tertentu, J.
Matakupan, (1995: 32). Melalui aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seorang
anak, anak akan mendapatkan banyak pengalaman gerak, kebugaran jasmani,
mengenal jati diri dan lingkungannya. Selain itu melalui gerak atau aktivitas
jasmani yang dilakukan oleh anak juga dapat memberikan manfaat lain, yaitu
untuk mencegah terjadinya kegemukan (obesitas). Anak yang malas bergerak atau
beraktivitas jasmani akan cenderung lebih cepat mengalami kegemukan. Bermain
atau beraktivitas jasmani selain untuk rekreasi dan menyalurkan hobi,
beraktivitas jasmani juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menyalurkan
kelebihan energi, meningkatkan pengalaman gerak dan memperhalus keterampilan
atau teknik selain itu juga dapat membakar timbunan lemak dalam tubuh.
Masa kanak-kanak
adalah masa yang paling krusial dalam proses tumbuh kembangnya, baik secara
fisik, psikis maupun sosial. Anak harus dilatih dan berikan banyak pengalaman
dan penguasaan gerak dasar yang bermanfaat bagi dirinya di masa yang akan
datang. Pengalaman dan penguasaan gerak yang dikuasai oleh anak sejak masa
kanak-kanak akan dibawanya ketahap selanjutnya untuk berkompetisi dan
mempertahankan hidup. Pengalaman atau penguasaan gerak dapat diperoleh anak
melalui orangtua, guru, pelatih, teman atau lingkungan (secara otodidak).
Orangtua atau keluarga merupakan pelaku awal yang terbaik yang memberikan,
mengajarkan dan melatihkan banyak pengalaman dan penguasaan gerak sebagai
pondasi atau dasar gerak selanjutnya. Seorang anak yang malas bergerak atau
beraktivitas jasmani akan beresiko/rentan terhadap kegemukan begitu juga
sebaliknya anak yang mengalami kegemukan juga cenderung malas
bergerak/beraktivitas jasmani. Anak yang mengalami kegemukan akan cenderung
malas beraktivitas jasmani/bergerak (manja) sehingga dapat berakibat pada
kurangnya pengalaman gerak, tingkat penguasaan keterampilan gerak dasarnya
menjadi terhambat dan juga tingkat kebugaran jasmaninya akan relatif kurang
baik.
Gerak atau aktivitas
jasmani yang disarankan untuk menjaga kebugaran jasmani bagi anak adalah
minimal tiga kali dalam satu Minggu dengan durasi waktu 60-90 menit dengan
intensitas sedang. Melalui aktivitas jasmani yang terukur ini diharapkan dapat membantu
menjaga kebugaran jasmani dan membantu penyaluran tenaga serta pembakaran lemak
sehingga dapat mencegah terjadinya kegemukan, (Djoko Pekik Irianto: 2000: 22).
ANAK USIA DINI
Di
Negara Indonesia khususnya di kepulauan Jawa juga telah memiliki atau
mengelompokkan periodisasi pertumbuhan dan perkembangan manusia secara
tersendiri yang menggunakan perhitungan kalender Jawa baik bulan maupun hari
pasarannya yang disebut dengan “windu“ yang berarti 8 tahun. Menurut pendapat
Siti Partini S. (1995: 100) bahwa periodisasi pertumbuhan dan perkembangan
manusia berdasarkan perhitungan kalender Jawa ini dibagi menjadi 4 yaitu
meliputi: (1) Masa kanak-kanak atau windu pertama yaitu manusia yang berumur
0,0–8,0 tahun, (2) Masa remaja atau windu kedua yaitu manusia yang berumur
8,0–16,0 tahun, (3) Masa pemuda atau windu ketiga yaitu manusia yang berumur
16,0–24,0 tahun, dan (4) Masa kanak-kanak atau windu keempat yaitu manusia yang
berumur 24,0 tahun ke atas.
Menurut
pendapat Hurlock (1990) seperti yang dikutip oleh M. Furqon. H. (2002: 8)
menjelaskan bahwa masa kanak-kanak disebut juga masa kreatif (suatu masa dalam
rentang kehidupan di mana akan menentukan anak menjadi konfomis atau pencipta
karya yang original), masa usia bermain (suatu masa di mana lebih banyak waktu
untuk bermain dibandingkan dengan periode yang lain) yang meliputi: meniru,
eksplorasi, menguji dan membangun, masa usia berkelompok (suatu masa di mana
anak berminat dalam kegiatan yang berkelompok, bersama teman-teman, dan
menyesuaikan diri dengan pola perilaku, nilai dan minat).
0 komentar:
Post a Comment