FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB TERJADINYA KEGEMUKAN (OBESITAS)
Penyebab terjadinya obesitas belum diketahui
secara pasti. Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial
yang diduga bahwa sebagian besar obesitas disebabkan karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Adapun faktor-faktor
tersebut antara lain meliputi: aktivitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional, yaitu perilaku makan dan pemberian makanan padat yang
terlalu dini diberikan pada bayi.
1. Faktor Genetik
Apabila kedua orang tua obesitas, 80 % anaknya akan menjadi
obesitas. Apabila salah satu orang tuanya obesitas, kejadian obesitas menjadi
40 % dan bila kedua orang tua tidak obesitas, maka prevalensinya menjadi 14 %. Kegemukan dapat diturunkan dari generasi
sebelumnya kepada generasi berikutnya di dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya
seringkali dijumpai orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk
pula. Dalam hal ini nampaknya faktor genetik telah ikut campur dalam
menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh
seseorang. Hal
ini dimungkinkan karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka
unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara
otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Tidaklah mengherankan apabila
bayi yang dilahirkannya pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.
Selain itu pengaruh keturunan (genetik) juga dapat berdampak pada
komposisi/bentuk tubuh. Menurut pendapat Erminawati (2009: 8), manusia memiliki
tiga bentuk tipe tubuh yaitu:
a.
Mesomorp (atletis),
yaitu tipe tubuh yang memiliki ciri-ciri: tubuh tinggi, bahu yang lebar,
pinggang yang relative kecil, bentuk kepala yang persegi, dan perkembangan otot
yang lebih besar.
b.
Ektomorp (tubuh
kurus dan tinggi), yaitu tipe tubuh yang memiliki ciri-ciri: tubuhnya tinggi,
badan kurus, cepat merasa kedinginan, permukaan kulit yang relatif luas
dibandingkan dengan volume tubuhnya.
c.
Endomorph (tubuh
bulat dan pendek), yaitu tipe tubuh yang memiliki ciri-ciri: bentuk tubuhnya
bulat dan gemuk, volume batang tubuhnya relative lebih besar, mempunyai usus
kurang lebih 60 cm, dua kali lebih panjang daripada umumnya.
- Faktor Lingkungan
a.
Aktivitas Fisik
Penelitian di negara maju menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara aktivitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas. Individu dengan
aktivitas fisik yang rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih
besar dari pada orag yang aktif berolahraga secara teratur. Kurangnya aktivitas
fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka
kejadian obesitas di tengah-tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang
tidak aktif memerlukan lebih sedikit energi. Seseorang yang cenderung
mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang
seimbang, akan mengalami obesitas.
b.
Faktor Nutrisional dan Gizi
Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan di mana
jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi oleh berat badan ibu.
Kenaikan berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh: waktu pertama kali
mendapat makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak serta
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung energi tinggi.
Mengkonsumsi minuman ringan (soft
drink) terbukti memiliki kandungan
gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi
minuman ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan menjadikan anak-anak sangat
menggemari minuman ini. Selain itu mengkomsumsi makanan cepat saji, daging dan makanan berlemak akan meningkatkan risiko
terjadinya obesitas menjadi lebih besar. Keadaan ini disebabkan karena makanan
berlemak mempunyai energy density lebih besar dan lebih tidak
mengenyangkan serta mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkan
makanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat. Makanan berlemak juga
mempunyai rasa yang lezat sehingga akan meningkatkan selera makan yang akhirnya
terjadi konsumsi yang berlebihan. Apabila cadangan lemak tubuh rendah dan
asupan karbohidrat berlebihan, maka kelebihan energi dari karbohidrat sekitar
60-80 % disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Lemak mempunyai kapasitas penyimpanan
yang tidak terbatas.
- Faktor Sosial Ekonomi
dan Gaya Hidup
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan,
serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan
yang dikonsumsi. Dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa telah terlihat
adanya perubahan gaya hidup yang menjurus pada penurunan aktivitas fisik,
seperti: berangkat kerja atau ke sekolah dengan naik kendaraan dan kurangnya
aktifitas bermain/berolahraga dan berekreasi dengan teman serta lingkungan
rumah atau yang tidak memungkinkan anak-anak bermain di luar rumah, menyebabkan
anak lebih senang bermain komputer/games, play station, nonton TV atau video dibanding melakukan aktifitas
fisik atau olahraga. Selain itu juga meningkatnya jumlah pendapatan dan
perubahan status sosial ekonomi serta gaya hidup modern serta ketersediaan dan
harga dari makanan junk food (makanan cepat saji) yang mudah di dapat
dan terjangkau harganya akan berisiko menimbulkan terjadinya obesitas menjadi
lebih tinggi.
0 komentar:
Post a Comment