PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum pengukuran
fisiologis adalah sebagai berikut :
a.
Memahami perbedaan beban kerja/cara kerja dapat
berpengaruh terhadap aspek fisiologi manusia
b.
Mampu melakukan pengukuran kerja dengan menggunakan
metode fisiologi
c.
Menentukan besar beban kerja, berdasarkan kriteria
fisiologi
d.
Merancang sistem kerja dengan memanfaatkan hasil
pengukuran kerja dengan metode fisiologi
1.2 Landasan
Teori
Lehmann
(1995) mendefinisikan kerja sebagai semua aktivitas yang secara sengaja dan
berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai
individu maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan.
Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian
yaitu kerja fisik (otot) dan kerja mental. Pada kerja mental pengeluaran energi
relatif kecil dibandingkan dengan kerja fisik dimana pada kerja fisik ini
manusia akan menghasilkan perubahan dalam konsumsi oksigen, heart rate, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh.
Kerja fisik ini dikelompokkan oleh Davis dan Miller menjadi
tiga kelompok besar, sebagai beerikut :
1.
Kerja total seluruh tubuh, yang mempergunakan sebagian
besar otot biasanya melibatkan dua pertiga atau tiga perempat otot tubuh.
2.
Kerja sebagian otot, yang membutuhkan lebih sedikit energy expenditure karena otot yang
digunakan lebih sedikit.
3.
Kerja otot statis, otot yang digunakan untuk
menghasilkan gaya
konstrasi otot.
Sampai saat ini, metode pengukuran kerja fisik dilakukan dengan
menggunakan standar sebagai berikut:
1.
Konsep Horse Power (foot-pounds of work per minute)
oleh Taylor, tapi tidak memuaskan
2.
Tingkat konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran
energi
3.
Perubahan tingkat kerja jantung dan konsumsi oksigen
(metode baru)
Pengukuran konsumsi energi
Kerja
fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi
energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak
langsung, yaitu dengan pengukuran tekanan darah, aliran darah, komposisi kimia
dalam darah, temperatur tubuh, tingkat penguapan dan jumlah udara yang
dikeluarkan oleh paru-paru. Dalam penentuan konsumsi energi biasa digunakan
parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini
merupakan perbedaan antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu
dengan kecepatan denyut jantung pada saat istirahat.
Untuk
merumuskan hubungan antara energy expenditure dengan kecepatan heart
rate (denyut jantung), dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan antara energy
expediture dengan kecepatan denyut jantung dengan menggunakan analisa
regresi. Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung secara
umum adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut :
Dimana:
Y : Energi (kilokalori
per menit)
X : Kecepatan denyut
jantung (denyut per menit)
Setelah besaran kecepatan denyut jantung
disetarakan dalam bentuk energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja
tertentu bisa dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut :
KE = Et – Ei
Dimana :
KE
: Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kilokalori/menit)
Et
: Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei
: Pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)
Terdapat
tiga tingkat energi fisiologi yang umum : Istirahat, limit kerja aerobik, dan
kerja anaerobik. Pada tahap istirahat pengeluaran energi diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan tubuh yang disebut tingkat metabolisis basah. Hal
tersebut mengukur perbandingan oksigen
yang masuk dalam paru-paru dengan karbondioksida yang keluar. Berat tubuh dan
luas permukaan adalah faktor penentu yang dinyatakan dalam kilokalori/area
permukaan/jam. Rata-rata manusia mempuanyai berat 65 kg dan mempunyai area
permukaan 1,77 meter persegi memerlukan energi sebesar 1 kilokalori/menit.
Kerja disebut aerobik bila suply oksigen pada otot
sempurna, sistem akan kekurangan oksigen dan kerja menjadi anaerobik. Hal ini
dipengaruhi oleh aktivitas fisiologi yang dapat ditingkatkan melalui latihan.
Aktivitas dan tingkat energi dan Klasifikasi
beban kerja dan reaksi fisiologis terlihat pada tabel 1 dan 2.
0 komentar:
Post a Comment