Pelaksanaan Pelatihan Teknis
Kegiatan pelatihan peningkatan mutu kripik ubi jalar diadakan dimasing-masing lokasi mitra sasaran. Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 22 September 2012 di kelompok usaha kripik ubi jalar “Bersama” Desa Petir Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor diikuti oleh 16 orang terdiri dari 10 orang peserta program dan 6 orang perwakilan dari desa Ciherang, desa Sukadamai dan desa Purwasari kec. Dramaga. Sedangkan untuk kelompok usaha kripik ubi jalar “Subur Makmur” Desa Cihideung Ilir Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor dilaksanakan pada tanggal 28 September 2012 diikut oleh 11 orang terdiri dari 10 orang peserta program dan 1 orang perwakilan dari desa Cihideung udik kec. Ciampea. Materi pelatihan yang diberikan diawali dengan pengenalan bahan baku, pengolahan ubi jalar dan pengemasan.
Pelaksanaan Pelatihan Manajemen Usaha Kelompok
Pelatihan sebagai salah satu bentuk pendidikan non formal, dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa (POD) yang menempatkan peserta pelatihan sebagai orang yang berpengalaman dengan menggunakan metode andragogi. Materi-materi yang disampaikan diantaranya adalah Dinamika Kelompok, Komunikasi Bisnis, Manajemen usaha dan Motivasi pemberdayaan kelompok. Nara sumber menjelaskan langkah-langkah yang kemudian diikuti oleh para peserta. Peserta yang terlibat merupakan anggota kelompok usaha ubi jalar sebanyak 20 orang. Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan pada tanggal 20 November 2012 di Ruang Sidang LPPM IPB Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Teknis dan Manajemen Usaha
Untuk mengetahui perkembangan dan pelaksanaan Pelatihan teknis dan manajemen usaha dilakukan tiga jenis evaluasi, yaitu evaluasi efek, evaluasi proses dan evaluasi penyelenggaraan. Evaluasi efek dilakukan pada awal pelatihan (sebelum materi dijelaskan pada hari pertama) dan di akhir pelatihan (setelah seluruh materi selesai dijelaskan pada hari terakhir), sedangkan evaluasi proses dilaksanakan setiap hari pada akhir sessi dan evaluasi penyelenggaraan dilakukan pada akhir pelatihan.
1. Evaluasi Efek
Evaluasi efek (pre-post test) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan dengan kisaran 4,20 sampai dengan 86,4. Peningkatan kemampuan, yaitu selisih pre-test dan post test dibandingkan dengan hasil pre-test dikalikan dengan 100%. Peningkatan tertinggi maupun nilai akhir tertinggi diperoleh oleh peserta dari desa Cihideung Ilir, yaitu Nurlilah dengan mean peningkatan 86,4% dan nilai akhir tertinggi, yaitu 63. Nilai akhir berkisar antara 31 sampai dengan 63 dengan rataan 39,9. Daftar evaluasi efek peserta dapat dilihat pada Tabel 4.
2. Evaluasi Proses
Evaluasi proses bertujuan untuk menilai proses pelaksanaan pelatihan pada tiap materi yang menyangkut proses dan kemanfaatan materi pada sessi yang bersangkutan. Aspek yang dinilai pada evaluasi proses adalah :
a) Kemanfaatan pelatihan dalam meningkatkan pemahaman tentang bidang usaha yang digeluti
b) Kesesuaian materi dengan manfaat pelatihan
c) Kesesuaian ilustrasi dengan materi yang dibahas
d) Kesesuaian materi dengan tingkat daya serap peserta
e) Kesesuaian materi dengan waktu pelaksanaan
f) Kesesuaian metode pelatihan dengan materi pelatihan
g) Kesesuaian metode dengan tujuan pelatihan
h) Kesesuaian materi dengan kemampuan instruktur
i) Kemampuan instruktur dalam menyajikan materi
j) Kemampuan instruktur dalam memahami daya serap peserta
k) Penguasaan instruktur terhadap materi
l) Keaktifan dan keseriusan peserta
Penilaian dilakukan dengan cara memberi skor 1-4 skala likert. Hasil evaluasi proses tehadap manfaat pelatihan, metode, materi, instruktur dan keaktifan serta keseriusan pesera pada pelatihan dapat dilihat pada
Hasil penilaian peserta terhadap kinerja proses pelatihan menunjukkan bahwa pelatihan telah berjalan dengan baik terbukti dari hasil penilaian dengan skor rata-rata 3,38. Nilai tertinggi diberikan kepada keaktifan dan keseriusan peserta dalam mengikuti pelatihan dan kesesuaian materi dengan manfaat pelatihan. Materi yang menyangkut manajemen usaha kelompok sangat diminati dan dinilai sangat bermanfaat oleh peserta.
Pada kolom A dapat dipelajari bahwa seluruh materi yang disampaikan pada pelatihan peningktan mutu kripik dan manajemen usaha kelompok dianggap bermanfaat oleh peserta untuk meningkatkan pemahaman mengenai keterkaitan antara bidang yang digeluti. Hal ini terlihat dari rataan penilaian peserta terhadap manfaat pelatihan berada pada nilai 3,36 (kriteria baik sampai dengan sangat baik). Penilaian ini didukung dengan pernyataan peserta bahwa materi pelatihan sesuai dengan manfaat pelatihan yang ingin dicapai (pada kolom B1 rataan penilaian peserta adalah 3,47, yaitu terkategori baik sampai dengan sangat baik).
Kesesuaian materi dengan ilustrasi yang diberikan memberikan nilai sebesar 3,11 dengan kategori baik sampai dengan sangat baik. Kesesuaian materi dengan tingkat daya serap peserta juga memiliki kategori yang sama dengan nilai rataan lebih tinggi (3,38) dan kesesuaian materi dengan waktu pelaksanaan memiliki kategori baik sampai dengan sangat baik (3,47). Peserta menganggap materi yang diberikan telah memberikan ilustrasi yang baik sehingga peserta lebih mudah menyerap materi dan waktu pelaksanaan tepat dengan kebutuhan peserta.
Kesesuaian metode pelatihan dengan materi pelatihan, tujuan pencapaian manfaat pelatihan kemampuan instruktur dinilai baik oleh peserta (berturut-turut ditunjukkan dengan nilai 3,34, 3,49 dan 3,39 pada kolom C1, C2 dan C3).
Kemampuan instruktur dalam menyampaikan materi dan memahami daya serap peserta serta penguasaan materi dinilai baik oleh peserta (berturut-turut ditunjukkan dengan nilai 3,41, 3,29 dan 3,31 pada kolom D1, D2 dan D3).
Keaktifan dan keseriusan peserta dalam mengikuti materi dinilai baik oleh peserta. Hal ini dapat dipantau dari aktifitas dalam kelas dengan suasana hidup, aktif dengan berdiskusi dan sambung saran peserta. Nilai peserta pada klom E yang berkaitan dengan penilaian ini adalah 3,52.
3. Aspek Penyelenggaraan
Secara umum penyelenggaraan Pelatihan peningkatan mutu kripik dan manajemen usaha kelompok dinilai memuaskan oleh peserta dengan nilai rataan 3,43 (nilai ini berada di atas kriteria memuaskan). Aspek penyelenggaraan mencakup hal-hal sebagai berikut : 1) transportasi, 2) fasilitas pelatihan, 3) pelayanan panitia, 4) tempat pelayanan, 5) konsumsi dan 6) hubungan antar peserta pelatihan. Peserta menilai bahwa hubungan antar peserta pelatihan dinamis dan bersahabat (3,35) dan peserta juga menganggap transportasi yang digunakan memuaskan (3,35). Persepsi peserta terhadap aspek penyelenggaraan pelatihan dapat dilihat pada Tabel 6.
Pendampingan Pengurusan Ijin PIRT
Untuk pendaftarkan usaha Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dilakukan di Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Bogor. Persyaratan yang harus dibawa, antara lain:
a) Fotokopi KTP.
b) Pas foto 3x4 sebanyak dua lembar.
c) Surat Keterangan Domisili Usaha dari kecamatan.
d) Denah lokasi dan denah bangunan.
e) Rincian modal usaha dari kelurahan setempat.
f) Surat keterangan usaha dari kelurahan setempat
g) Contoh draf label/kemasan.
Pengisilah formulir pendaftaran sudah dilakukan dan dikirim ke petugas Dinkes pada tanggal 4 oktober 2012. Kemudian pada tanggal 8 November 2012, kelompok usaha “bersama” dan “Subur Makmur” mendapatkan kesempatan mengikuti pengikuti penyuluhan di Dinkes Kabupaten Bogor, yang diwakili langsung oleh ketua kelompok masing-masing. Pada tanggal 23 November 2012 diadakannya survei secara langsung ke lokasi oleh Dinkes dan pada tanggal 3 Desember 2012 mendapatkan sertifikat penyuluhan dan sertifikat PIRT.
Materi yang disampaikan pada saat penyuluhan kepada pengusaha oleh Dinkes Kabupaten Bogor, yaitu mengenai cara pengawetan makanan dan cara penulisan nomor registrasi serta informasi yang lain. Dalam penyuluhan ini diberikan bekal ilmu dan cara produksi makanan yang aman dan benar. Termasuk di dalamnya, penggunaan bahan pengawet, sanitasi dan bahan tambahan dalam produk makanan olahan.
A. KESIMPULAN
Dari uraian metode pelaksanaan kegiatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mutu kripik ubi jalar pada kelompok usaha mengalami peningkatan dari rasa, bentuk dan tekstur
2. Perolehan sertifikat PIRT dan penampilan kemasan dapat meningkatkan penjualan
3. Kapasitas anggota kelompok dalam memahami kelompok dan manajemen usaha meningkat
B. UCAPAN TERIMA KASIH
Tim pelaksana menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada: 1) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi yang telah mendanai pelaksanaan kegiatan pengabdian ini; 2) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan untuk pelaksanaan kegiatan ini; 3) Kepala Desa Petir dan Kepala Desa Cihideung Ilir; 4) Kepala RW 06 Desa Petir; 5) Kepala RW 03 Desa Cihideung Ilir; 6) Koordinator Posdaya Bersama dan Posdaya Subur Makmur; 7) Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dalam kegiatan pengabdian ini.
Daftar Pustaka
Sarwono, 2005. Ubi Jalar. Penebar Swadaya. Jakarta
Suismono. 1995. Kajian Teknologi Pembuatan Tepung Ubijalar (Ipomoea batatas L.) dan Manfaatnya Untuk Produk Ekstruksi Mie Basah. Tesis. Program Studi Teknologi Pasca Panen, IPB. Bogor
Widayati, E., Damayanti, W. 2007. Dua Puluh Jenis Penanganan Dari Ubi Jalar.
Penerbit Tiara Aksa. Surabaya.
0 komentar:
Post a Comment