KATA
PENGANTAR
Puji
Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi,
namun berkat bantuan saran dan dorongan berbagai pihak, makalah ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu yang mengarahkan penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Meskipun
telah berupaya sebaik mungkin dalam menyusun makalah ini, namun penulis
menyadari makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis membuka
diri terhadap saran dan kritik untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga
Allah SWT senantiasa membuka pintu rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua,
Amin.
Medan, Januari 2018
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan
ekonomi merupakan prasyarat bagi negara-negara di dunia ketiga, termasuk
Indonesia, untuk memperkecil jarak ketertinggalannya di bidang ekonomi dan
kesejahteraan dari negara-negara industri maju. Upaya pembangunan ekonomi
negara-negara tersebut yang umumnya diprakarsai oleh pemerintah, agak
terkendala akibat kurang tersedianya sumber-sumber daya ekonomi yang produktif,
terutama sumber daya modal yang seringkali berperan sebagai katalisator
pembangunan. Untuk mencukupi kekurangan sumber daya modal ini, maka pemerintah
negara yang bersangkutan berusaha untuk mendatangkan sumber daya modal melalui
berbagai jenis pinjaman luar negeri dan membenahi struktur utang serta memproduktifkan
aktiva lancar.
Suatu
perusahaan wajib menyajikan aktiva dan kewajibannya berdasarkan klasifikasi
lancar dan tidak lancar pada waktu menyusun laporan keuangan, kecuali
pengklasifikasian lancar dan tidak lancar untuk aktiva dan kewajiban biasanya tidak
dipandang tepat untuk laporan keuangan dari perusahaan yang periode siklus
operasi normalnya tidak dapat ditentukan atau sangat panjang dan yang diatur
secara khusus untuk jenis industri tertentu.
Manajemen asset dan liabilitas adalah suatu usaha untuk
mengoptimalkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba
maksimal sekaligus membatasi resiko menjadi sekecil mungkin. Manajemen aktiva
dan pasiva disebut pula dengan Asset and Liability Management (ALMA). Kedua
sisi neraca, dimana sisi pasiva yang menggambarkan sumber dana dan sisi aktiva
yang menggambarkan penggunaan dana harus dikelola secara efisien, efektif,
produktif secara optimal.
Dunia
bisnis sudah mengubah konsep manajemen dari konvensional ke modern. Perubahan
konsep tersebut adalah sebuah tuntutan zaman, jika perusahaan tidak menerapkan
maka artinya perusahaan akan ditinggalkan oleh konsumen. Segala aktivitas
bisnis bisa dilakukan dengan lebih sederhana tanpa ada beban dan tekanan,
permasalahan hanya satu kecepatan dalam mengambil keputusan secara baik dan
akurat. Kondisi ini tidak terkecuali pada saat transaksi bisnis mengikutkan
diperganakannya valuta asing sebagai alat pembayaran. Para manajer keuangan
berusaha kuat dengan menerapkan bergbagai formula mampu menempatkan dan memperkirakan
kestabilan valas secara konstan dalam suatu kurun waktu akuntansi.
Perlu
diingat bahwa berbagai formula yang dibuat adalah selalu berdasarkan data dan
kondisi yang terjadi pada masa lalu, karena data masa depan tidak pernah
dimiliki sebelum semua itu dialami. Atas dasar itu kita bisa memberikan
kesimpulan bahwa formula yang dibuat bisa saja tidak berjalan sesuai dengan
yang diharapkan atau melenceng dari yang diperkirakan semula, namun formula
tersebut sudah dapat dijadikan sebagai base concept pada saat kita akan
memprediksi atau membuat indikator-indikator penyebab akan terjadinya masalah
di kemudian hari, serta tentunya diikuti solusi yang harus dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami rumuskan adalah:
1. Pengertian manjemen hutang
2. Tujuan dari manajemen hutang
3. Perencanaan manajemen hutang
4. Pengertian manjemen Asset
5. Apa yang dimaksud dengan manajemen valuta asing?
6. Apa tujuan melakukan transaksi valas?
1. Pengertian manjemen hutang
2. Tujuan dari manajemen hutang
3. Perencanaan manajemen hutang
4. Pengertian manjemen Asset
5. Apa yang dimaksud dengan manajemen valuta asing?
6. Apa tujuan melakukan transaksi valas?
1.3 Tujuan
Makalah
ini kami buat untuk membahas masalah manajemen hutang, manajemen valuta asing dan
mengetahui tujuan melakukan trasaksi valas serta hal-hal yang berkaitan dengannya.
Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan kita
tentang hal ini
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hutang
Hutang
adalah kewajiban-kewajiban ekonomis dari perusahaan yang diakui dan diukur
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima. Hutang juga
meliputi berbagai deffered credits yang bukan merupakan kewajiban-kewajiban tetapi
yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim
diterima.
Dapat ditambahkan bahwa hutang diukur menurut jumlah yang ditetapkan dalam transaksi pertukaran yang bersangkutan, biasanya sebesar jumlah yang akan dibayarkan, namun kadang – kadang memuat nilai yang telah didiskontokan.
Dapat ditambahkan bahwa hutang diukur menurut jumlah yang ditetapkan dalam transaksi pertukaran yang bersangkutan, biasanya sebesar jumlah yang akan dibayarkan, namun kadang – kadang memuat nilai yang telah didiskontokan.
2.2 Tujuan Dari Manajemen Hutang
Dalam
pengertian dasar, tujuan dari manajemen hutang ialah untuk menjamin bahwa
perusahhaan memiliki “kecukupan kas” yaitu kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan
– kebutuhan kas bagi setiap tujuan yang penting bagi kesatuan keuangan jangka
pendek dan jangka panjang dari perusahaan. Jadi tidak hanya untuk menghindari
ketidakmampuan untuk membayar hutang atau kebangkrutan. Ditinjau dari sudut
controller, tujuan yang lebih spesifik dari manajemen hutang dapat mencakup hal
– hal sebagai berikut :
1. Pencatatan
dan pengungkapan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima
mengenai kewajiban keuangan perusahaan.
2. Pelaporan
hutang perusahaan dalam bentuk selayaknya, sebagaimana duharuskan oleh
perjanjian atau persetujuan kredit.
3. Melalui
perencanaan dan pengendalian yang efektif, memelihara suatu struktur keuangan
yang sehat, termasuk memlihara hubungan yang wajar antara hutang dengan modal
sendiri.
4. Kelanjutan
dari kemampuan untuk mendapatkan dana-dana pinjaman yang diperlukan tepat pada
waktunya dan dengan beban biaya yang bersaing.
5. Untuk
melaksanakan dan memelihara pengendalian-pengendalian yang membatasi komitmen
dalam batas-batas yang ditetapkan dengan baik sehingga mereka pada akhirnya
tidak menjadikan hutang berlebihan dan sangat memberatkan.
6. Adalah
jelas bahwa semua sasaran dari manajemen hutang ini adalah saling berhubungan.
2.3 Hutang Langsung
1. Hutang
Lancar (Current Liabilities)
Secara
umum, hutang – hutang yang diklasifikasikan sebagai lancar adalah hutang –
hutang yang harus dibayar dalam masa siklus operasi, yaitu biasanya dalam masa
satu tahun. Pentingnya pemisahan hutang lancar dari hutang lain terletak dalam
peranan yang dimainkan oleh berbagai resiko keuangan, antara lain current
ratio, sewaktu dana dipinjam.
Menurut
definisi lain yang berhubungan, hutang lancar meliputi kewajiban – kewajiban
yang pencairannya dari hutang lancar yang baru. Yang termasuk hutang lancar
adalah :
1.Wesel bayar
2. Hutang dagang
3. Biaya-biaya yang ditangguhkan
4. Pajak penghasilan yang masih harus dibayar
5. Hutang Jangka Panjang
2. Hutang dagang
3. Biaya-biaya yang ditangguhkan
4. Pajak penghasilan yang masih harus dibayar
5. Hutang Jangka Panjang
Menurut definisi, hutang jangka panjang merupakan kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo dalam masa lebih dari satu tahun atau yang akan dibayarkan dari harta tak lancar.
1. Lease
Jangka Panjang
2. Hutang
Obligasi
3. Kewajiban
Jangka Panjang Lainnya.
2.4 Perencanaan Hutang
Meskipun
hutang bermula dari keadaan yang ada sekarang, namun yang lebih penting
manajemen hutang mencakup merencanakan tingkatan dari semua jenis kewajiban
untuk masa mendatang yang dapat diterima secara berhati – hati oleh perusahaan.
Dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, besarnya hutang dagang,
biaya – biaya yang ditangguhkan, dan semua jenis hutang yang penting harus
diketahui. Harus dipastikan bahwa tingkatan hutang berada dalam norma – norma
yang dapat diterima dan bahwa perusahaan dapat bertahan pada masa – masa yang
burukdalam dirinya sendiri, dalam sector industrinya, dan tentu saja dalam
perekonomian secara umum, dengan adanya beban hutang tersebut. Kelangsungan
hidup dan pertumbuhan jangka panjang dari perusahaan mengharuskan adanya
perencanaan struktur hutang (dan modal yang berhubungan) sehingga dana tersedia
pada saat diperlukan dan dengan biaya, yang diperbandingkan, dapat diterima.
2.5 Resiko Dari Hutang Yang
Berlebihan
Dalam
mempertimbangkan “pembiayaan jangka panjang”, yang dimaksud adalah struktur
dari hutang jangka panjang dan modal sendiri, mungkin tujuan dari eksekutif
keuangan adalah mengatur bagian – bagian keuangan sedemikian rupa sehingga para
pemegang saham, para pemilik, akan menerima manfaat ekonomis yang maksimum
selama jangka yang lebih panjang. Dapat dipertunjukkan melalui suatu jangka
waktu tertentu, dengan mengasumsikan profitabilitas normal dan dapat
dikuranginya ongkos bunga untuk tujuan perpajakan, bahwa pinjaman yang berhati
– hati akan menaikkan hasil pengembalian bagi pemegang saham. Walaupun
diketahui adanya keuntungan yang potensial ini, tetapi terdapat suatu faktor yang
negative yang akan menekan keinginan untuk menggunakan hutang jangka panjang
semaksimal yang tersedia.
2.6 Standar Untuk Kapasitas Hutang
Secara
konvensional terdapat dua jenis norma dengan mana dapat dipertimbangkan
kapasitas hutang jangka panjang,yaitu :
1. Suatu
norma kapitalisasi
2. Suatu
norma peliputan penghasilan
Dalam
mencapai suatu kebijaksanaan hutang bagi suatu perusahaan tertentu, masing –
masing ratio itu harus dipertimbangkan dan saling dikaitkan. Dalam pengerjaan
dengan data yang dihasilkan dari intern perusahaan, controller dapat membuat
perbaikan yang biasanya tidak dimungkinkan dengan data umum dari perusahaan
lain. Ia lalu dapat menuntun manajemen mengenai hubungan yang dapat diterima.
Suatu
norma yang telah dipergunakan secara luas, yang sering telah dipergunakan
sebagai suatu kendala dalam perjanjian kredit, adalah ratio hutang jangka
panjang terhadap modal sendiri. Dengan demikian, hutang jangka panjang tidak
boleh melebihi , katakanlah 25% dari modal sendiri. Ratio itu dapat juga
dinyatakan sebagai suatu persentase dari total kapitalisasi.
Norma
peliputan pendapatan mengukur jumlah tahunan yang diperlukan untuk beban hutang
terhadap penghasilan bersih yang tersedia untuk memenuhi beban hutang. Dengan
menghubungkan arus kas ke luar per tahun untuk beban hutang (dan mungkin untuk
unsur-unsur) dengan pendapatan bersih yang tersedian untuk tujuan ini, cara itu
mencoba untuk memastikan bahwa dalam waktu yang buruk sekalipun terdapat cukup
dana untuk memenuhi kewajiban.
2.7 Pengertian Manajemen Aset
Asset
adalah sebuah sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana beberapa manfaat ekonomi
masa depan (s) dapat diharapkan mengalir ke perusahaan. Kepemilikan aset itu
sendiri adalah tidak berwujud. Namun, aset yang dimiliki dapat berwujud atau
tidak berwujud "(International Valuation Standard 2003)
Manajemen
Aset didefinisikan menjadi sebuah proses pengelolaan segala sesuatu
baik berwujud dan tidak berwujud yang memiliki nilai ekonomik, dan mampu
mendorong tercapainya tujuan dari individu dan organisasi. Melalui proses
manajemen yaitu POLC planning, organizing, leading dan controling agar dapat
dimanfaatkan atau dapat mengurangi biaya (cost) secara effisien dan effektif.
Manajemen
Liabilitas yaitu kemampuan bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk
memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada
nasabah. Penggelolaan atas Reserve Requirement (RR) atau Primary Reserve (PR) atau
Giro Wajib Minimum (GWM) sesuai dengan ketentuan BI dan secandary Reserve (SR).
Risiko yang dapat timbul dalam Manajemen liabilitas yaitu risiko pendanaan dan
risiko bunga.
2.8 Manajemen
Valuta Asing
Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha naggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuab organisasi yang telah ditetapkan.
Valuta
asing adalah mata uang yang berasal dari negara lain dan dipakai sebagai
perhitungan untuk melihat nilai mata uang domestic ketika dikonversikan dengan
mata uang asing tersebut. Seperti mata uang dollar Amerika Serikat dikonversi
dengan rupiah, Yen Jepang dengan Rupiah, dan lain sebagainya.
Manajemen
valuta asing adalah suatu kegiatan membeli atau menjual mata uang suatu Negara.
Kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu pasar yang disebut dengan pasar
valas. Pasar valas dapat dikatakan sebagai transaksi jual beli melalui jaringan
komunikasi antara bank-bank, brokers atau deler di seluruh dunia yang dilakukan
di ruangan masing-masing bank yang telah dilengkapi dengan jaringan komunikasi.
Secara garis besar tindakan manajemen valas dapat berupa :
·
Pengendalian kesejahteraan mata uang
asing.
·
Pengendalian keuntungan netto dari
nilai tukar.
2.9 Tujuan Melakukan Transaksi Valuta Asing
Transaksi
valas baik yang dilakukan oleh bank, perusahaan lainnya ataupun individu
mengandung berbagai tujuan. Tujuan ini berbeda-beda sesuai dengan apa yang
ingin diperoleh dari transaksi tersebut.
Ada beberapa tujuan
dalam melakukan transaksi valas, baik yang dilakukan oleh perusahaan/badan
maupun individu, yaitu:[5]
1. Untuk transaksi pembayaran
1. Untuk transaksi pembayaran
Sebagi
contoh PT Marras, importir di Indonesia melakukan pembelian sejumlah barang
berupa mesin-mesin dari PT Roche di Jerman. Pembayaran dilakukan tergantung
sales contrac yang telah disepakati dan ditandatangani kedua belah pihak apakah
degan DM Jerman atau dengan rupiah.
Jika
pembayaran dilakukan dengan mata uang eksportir (DM) maka transaksi valas akan
terjadi di Indonesia (importir). Artinya transaksi jual beli valuta asing
terjadi di negara Indonesia (importir). Dalam hal ini, PT Marras harus membeli
DM Jerman kemudian dikirim ke Jerman untuk pembayaran.
Namun
bila pembayaran dilakukan mata uang pembeli Indonesia dengan ruoiah, maka
transaksi jual beli terjadi di pihak eksportir di Jerman, dimana pihak
eksportir harus terlebih dahulu menukarkan rupiah ke DM Jerman. Pembayaran
dapat pula dilakukan dengan mata uang asing, misalnya dalam mata uang US $.
Jika hal ini terjadi, maka transaksi valas terjadi di negara importir
(Indonesia) dan eksportir (Jerman).
2. Mempertahankan daya beli
2. Mempertahankan daya beli
Kebijaksanaan
pemerintah melakukan devaluasi bertujuan untuk meningkatkan ekspor sehingga
barang-barang kita yang di luar negeri menjadi lebih kompetitif. Dengan
melakukan devaluasi, maka nilai tukar rupiah diturunkan terhadap mata uang yang
didevaluasikan. Akan tetapi, bagi pemegang rupiah dalam negeri justru nilai
tukar uangnya terhadap mata uang asing malah turun akibatnya daya beli pun
menurun jika dibandingkan dengna valas tersebut.
3. Pengiriman uang ke luar negeri
Transfer
ke luar negeri merupakn jasa bank dalam pengiriman uang ke luar negeri. Sarana
yang digunakan dalam pengiriman inidapat dilakukan dengan telex, telepon,
faksimile, atau sarana lainnya. Pengiriman dapat dilakukan dengan menggunakan
negara pengirim atau negara yang akan dikirimkan. Jika pengiriman dalam mata
uang negara tujuan, maka pertukaran valas terjadi di negara pengirim demikia
pula jika pengiriman dengan mengggunakan negara pengirim, maka transaksi valas
terjadi di negara tujuan.
4. Mencari keuntungan
Transaksi
valas dapat juga dilakukan untuk mencari keuntungan atau kemudahan-kemudahan
berbelanja. Sebagai contoh untuk mencari keuntungan nasabah dapat menyimpan
uangnya dalam bentuk deposito valas atau rekening giro valas. Keuntungan dalam
hal ini adalah disamping memperoleh suku bunga nasabah akan memperoleh
keuntungan dari kenaikan kurs yang terjadi terus menerus. Keuntungan lainnya
bagi nasabah yang menyimpan di rekening giro valas adalah dapat menarik atau
mengeluarkan cek dan bilyet giro dalam valas sebagai alat pembayaran. Rekening
giro atau deposito valas biasanya diterbitkan dalam valas yang kuat.
Kemudian
keuntungan lainnya adalah dengan membeli valas bank notes pada saat kurs turun
kemudian menjualnya kembali pada saat kurs naik, transaksi ini dilakukan
terhadap mata uang yang cenderung naik terus serta lebih besar unnsur
spekulasinya.
5.
Pemagaran resiko
Dalam
hal pemagaran resiko atau hedging, sering kali terhadap utang dalam
valuta asing, hak ini akibat dari sering terjadinya kenaikan kurs yang terus
menerus. Kenaikan kurs ini dapat meningkatkan nilai pinjaman atau utang jika
tidak dilakukan hedging. Dengan dilakukan hedging minimal resiko kerugian dapat
diperkecil seminimal mungkin.
6. Kemudahan berbelanja
6. Kemudahan berbelanja
Diantara
tujuan diatas yang sedang berkembang pesat sekarang ini adalah untuk tujuan
kemudahan dalam berbelanja, terutama sekali bagi mereka yang suka bepergian ke
luar negeri. Kemudian ini dapat diwujudkan dengan membeli traveller cheque (TC)
atau (cek perjalanan). Dengan membawa TC ini nasabah dengan mudah dapat
berbelanja di berbagai tempat dan di berbagai negara. Kemudian nominal TC pun
mengikuti kurs yang terus berkembang.
Dalam
kegiatan valas dikenal dua golongan transaksi, yakni transaksi komersial dan
transaksi spekulatif. Transaksi komersial terjadi bila transaksi tersebut
dilakukan untuk keperluan perusahaan atau nasabah, bukan untuk bank. Sedang
untuk transaksi spekulatif adalah dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan
bagi bank yang bersangkutan dari fluktuasi nilai tukar mata uang.
Ada dua tujuan pokok dalam pengelolaan valas yaitu:
a. Mengelola
jumlah dan risiko valas keseluruhan terkait dengan kesenjangan pada mata uang
asing
b. Memaksimalkan
pendapatan valas bank dengn bats-batas risiko yang dapat diterima.
Adanya risiko pada
transaksi valas menyebabkan perlunya ditetapkan serangkaian parameter dan
limit. Dalam menempatkan limit tersebut, manajemen valas harus mempertimbangkan
faktor-faktor sebagai berikut:Komposisi suatu mata uang yang dipelihara bank
bergantung dari kuat atau lemahnya suatu mata uang.
a.
Ketentuan
posisi devisa neto yang ditetapkan Bank Indonesia.
b.
Tujuan
penetapan besarnya limit harus terpadu dengan tujuan manjemen likuditas dan
gap.
c.
Besarnya
limit untuk masing-masing dealer dikaitkan dengan tingkat kemahiran dan
pengalaman.
d.
Secar
periodic ditetapkan limit masing-masing valas untuk intraday, overnight dan
week end.
e.
Limit
cut loss yang mencakup seluruh posisi jual beli, yaitu limit yang mensyaratkan
posisi tertentu yang harus dilikuidasi/dieksekusi bila kerugian telah melampaui
jumlah yang ditetapkan.
f.
Pendelegasian
wewenang tertentu kepada chief dealer dan dealer lainnya untuk melakukan
kegiatan dalam sublimit yang diberikan.
g.
Penetapan
credit lines bagi seluruh “dealing counterparties”
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen
hutang adalah praktik rutin untuk lebih mengurangi
pengeluaran uang daripada menghasilkan. manajemen hutang adalah
rencana pembayaran yang lebih terstruktur yang dirancang oleh pihak
ketiga, yang merupakan hasil dari perintah pengadilan atau hasil
inisiasi pribadi. Manajemen hutang juga dapat membantu menyelesaikan
masalah perusahaan yang sedang dalam kekurangan dana dengan meminjam dan kepada
pihak bank maupun perusahaan lain dengan perjanjian, namun akan sangat beresiko
jika perusahaan meminjam dana terlalu besar dengan tidak memperdulikan
bagaimana perencanaan mereka agar bisa membayar dalam jangka waktu nya. Maka
daari itu sebelum memnjam dana perusahaan sebaiknya melakukan perencanaan yang
baik terlebih dahulu agar tidak saling merugikan.
Manajemen Aset didefinisikan menjadi sebuah proses pengelolaan
segala sesuatu baik berwujud dan tidak berwujud yang memiliki nilai ekonomik,
dan mampu mendorong tercapainya tujuan dari individu dan organisasi. Sedangkan
Manajemen Liabilitas yaitu kemampuan bank dalam menyediakan dana yang cukup
untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada
nasabah.
Manajemen valuta asing adalah suatu kegiatan membeli atau menjual mata
uang suatu Negara. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu pasar yang
disebut dengan pasar valas. Pasar valas dapat dikatakan sebagai transaksi jual
beli melalui jaringan komunikasi antara bank-bank, brokers atau deler di
seluruh dunia yang dilakukan di ruangan masing-masing bank yang telah
dilengkapi dengan jaringan komunikasi.
Pasar valuta asing atau yang sering disebut dengan istilah foreign
exchange market merupakan pasar dimana transaksi valuta asing dilakukan baik
antarnegara maupun dalam suatu negara.
3.2 Saran
Dalam
peminjaman dana boleh boleh saja di lakukan demi kebaikan perusaahaan pada masa
itu namun, harus ada perencanaan yang baik untuk pembayaran dimasa mendatang
agar hutang dapat dibayar secara tepat waktu.
Likuiditas
ialah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup utuk memenuhi
kewajibanya setiap saat.dalam kewajiban di atas termasuk penarikan yang tidak
dapat diduga seperti commitment loan maupun penarikan penarikan tidak terduga
lainya.Ada empat macam teori likuiditas perbankan yang dikenal, yaitu sebagai
berikut:
Commecial Loan Theory, Shiftability
Theory, Anticipated Income Theory, The liability Management Theory. Bank mempunyai
beberapa alternatif untuk mencapai likuiditas yaitu menyediakan uang kas yang
cukup, mengkonventir aset kedalam uang kas, meminjam dari bank lain.
Risiko valuta asing
(valas) merupakan risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing di
pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan, karena adanya pergerakan
kurs yang merugikan terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang domestik.
DAFTAR
PUSTAKA
Handoko, T. Hani.
2013. Manajemen. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.
Irham Fhmi, Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya, (Bandung: Alfabeta, 2014)
Imaduddin, Ahmad. September 2010. Manajemen Asset dan Liabilitas
Dalam Perbankan Syariah. Jurnalekonomi
islam al-infaq vol 1 no 1. Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor.
http://qamaruddinshadie.blogspot.co.id/2013/01/manajemen-aset-dan-liabilitas.html
0 komentar:
Post a Comment