Monday, May 30, 2016

Nilai Agama sebagai Modal Sosial

Agama menurut Francis Fukuyama, merupakan salah satu unsur utama modal sosial. Ajaran agama merupakan salah satu sumber dari nilai dan norma yang menuntun perilaku masyarakat, agama menjadi sumber utama inspirasi, energi sosial serta memberikan ruang bagi terciptanya orientasi hidup penganutnya.Salah satu bentuk memperkuat modal sosial positif adalah melalui pendidikan agama sebagai sumber pengembangan nilai-nilai luhur untuk membangun sifat kebersamaan dan saling percaya sesame manusia. Namun demikian, pendekatannya tidak sebatas perkembangan kognitif namun seharusnya pada pengembangan sikap atau afektif.Nilai agama sebagai modal sosial dimana agama menjadi sumber utama inspirasi, energi sosial, serta memberikan ruang bagi terciptanya orientasi hidup. Nilai-nilai dapat diterapkan dalam kehidupan yang menjadi pedoman bagi manusia untuk bertindak, bersikap, dan member contoh yang baik bagi penganutnya.

Menurut Gidden (Damsar, 2009:188-190) dalam masyarakat pramodern ditemukan empat lingkungan yang menumbuh kembangkan kepercayaan sebuah nilai yaitu:

1. Hubungan kekerabatan menyediakan suatu mata rantai hubungan sosial yang dapat diandalkan suatu mata rantai hubungan sosial yang dapat diandalkan secara prinsip dan umum dilakukan, membentuk media pengorganisasian relasi kepercayaan, seperti sistem kekerabatan matrilineal yang bermula dari hubungan semade, seperut, senenek, seninik, sekaum dan sesuku telah menjadi perekat hubungan sesama satu kerabat dan sebagai jembatan yang menghubungi dengan kelompok, terutamakelompok luar. Hubungan kekerabatan Minangkabau yang menjadi perekat dan jembatan relasional tersebut, pada gilirannya, pada gilirannya, menerbitkan bibit kepercayaan, baik antara sesame kerabat maupun dengan kelompok luar.

2. Komunitas masyarakat local memberikan lingkungan yang baik bagi tumbuh kembangnya kepercayaan di masyarakat pra-modern. Menurut Gidden komunitas lokal tidak dikaitkan dengan romantisme budaya, tetapi lebih kepada arti penting dari relasi local yang diatur dalam konteks tempat, dimana tempat belum ditransformasikan oleh relasi ruang waktu yang berjarak. Oleh karenanya komunitas lokal sebagai tempat yang menyediakan suatu milieu yang bersahabat. Kembali pada contoh masyarakat pada Minangkabau, selain jaringan kekerabatan matrilineal juga jaringan komunitas local yang dapat konteks bagi tumbuh kembang kepercayaan seperti jaringan sedusun, sekampung, sejorong, senagari, selunak dan Minangkabau merupakan jaringan komunitas masyarakat lokal yang ditarik dari komunitas terkecil sampai terbesar pada setting masyarakat Minangkabau.

3. Kosmologi religius merupakan bentuk kepercayaan dan praktik ritual yang menyediakan interpretasi provindential atas kehidupan dan alam.  
Kosmologi religious menyediakan interpretasi moral dan praktik bagi kehidupan sosial dan kehidupan pribadi dan bagi dunia alam. Yang menginterpretasikan lingkungan yang aman bagi pemeluknya.

4. Tradisi juga dapat menjadi lingkungan bagi perkembangan kepercayaan masyarakat. Tradisi merupakan sarana untuk mengaitkan masa kini dengan masa depan, berorientasi kepada masa lalu dan waktu yang dapat berulang. Tradisi adalah rutinitas, namun dia adalah rutinitas yang penuh makna secara intrinsik, ketimbang hanya sekedar perilaku kosong yang hanya berorientasi kepada kebiasaan semata. Makna aktivitas rutin berada di dalam penghormatan atau pemujaan yang melekat dalam tradisi dan dalam kaitan antara tradisi dan ritual.

Ditulis Oleh : kumpulan karya tulis ilmiah // 5:50 AM
Kategori:

0 komentar:

Post a Comment